PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Loka Pengelola Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang, Ditjen Pengelolaan Kelautan melepasliarkan 13 ekor penyu di pesisir Pantai Carita, Pandeglang, Banten.
Kegiatan ini berlangsung di area Mutiara Carita Cottages, bertepatan dengan peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional dan Hari Penyu Sedunia, 22-23 Mei 2025.
Tiga di antara penyu itu merupakan individu dewasa yang sebelumnya tertangkap tidak sengaja oleh jaring nelayan. Setelah menjalani perawatan di kolam rehabilitasi Mutiara Carita, ketiganya dinyatakan sehat dan siap kembali ke laut. Sisanya adalah sepuluh ekor penyu hijau remaja.
Jenis penyu yang dilepasliarkan terdiri atas dua penyu lekang, satu penyu sisik, dan sepuluh penyu hijau. Sebelum dikembalikan ke habitat aslinya, seluruh penyu terlebih dahulu diukur dan diberi tanda identifikasi.
“Kegiatan ini bukan semata seremoni. Ini soal komitmen bersama menjaga laut,” kata Ir A. Koswara mp, Ditjen pengelolaan kelautan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jumat 23 Mei 2025.
Menurutnya, Pantai Carita memiliki nilai penting dalam konservasi keanekaragaman hayati laut.
“Pelepasliaran ini pengingat bahwa kita punya tanggung jawab jangka panjang atas kelestarian ekosistem pesisir,” ujarnya.
Sementara, pemilik Mutiara Carita Cottages, DR Boedi Mranata pihaknya mengaku prihatin dengan kondisi populasi penyu yang semakin kritis. Oleh karenanya ia mengambil inisiatif membangun pusat rehabilitasi penyu di kawasan penginapan miliknya. Program ini sudah berjalan selama tiga tahun terakhir.
“Tujuannya agar penyu bisa berkembang biak dengan baik, dan sekaligus jadi sarana edukasi untuk masyarakat luas,” kata Boedi.
Penyu-penyu yang dirawat umumnya berasal dari laporan nelayan yang tak sengaja menangkap penyu di jaring, atau yang ditemukan lemah dan terdampar karena terbawa sampah laut. Kondisinya bermacam-macam, ada yang lemah, terluka, bahkan tubuhnya ditumbuhi tritip.
“Kalau ada yang ditemukan, dibawa ke sini, lalu kami rawat sampai sehat. Kalau sudah siap, kami lepasliarkan lagi ke laut,” ujarnya.
Selama ini, puluhan penyu sudah berhasil diselamatkan dan dilepas kembali ke habitat aslinya.
Selain merawat penyu dewasa, pihaknya juga mengumpulkan tukik atau anak penyu yang baru menetas di sekitar area.
Boedi menjelaskan, tingkat kelangsungan hidup tukik yang langsung dilepas ke laut hanya 0,1 persen. Tapi jika dirawat dulu selama 8-12 bulan di kolam pembesaran, peluang hidupnya meningkat signifikan.
Tak hanya pelepasan penyu, kegiatan konservasi di Mutiara Carita juga mencakup transplantasi 50 bibit karang jenis Acropora spp, pelepasliaran 100 ekor ikan nemo, serta aksi bersih pantai dari sampah.
“Harapannya, populasi penyu bisa meningkat, terumbu karang tetap terjaga, dan semua ini bisa berdampak ekologis, sosial, dan ekonomi untuk masyarakat pesisir,” ucap Boedi.
Reporter: Moch Madani Prasetia
Editor: Agung S Pambudi