SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Kenakalan remaja di Provinsi Banten saat ini sudah masuk dalam tahap mengkhawatirkan. Saat ini terdapat fenomena nyeleneh di kalangan remaja, yakni “gladiator”.
Fenomena ini sudah seperti menjadi tren bagi para remaja tanggung, mereka saling berduel one by one atau satu lawan satu hanya untuk merebutkan gelar jagoan.
Seperti yang terjadi baru-baru ini di Kabupaten Lebak, dua kelompok remaja saling berduel ala gladiator. Video duel mereka viral di media sosial.
Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPA) Banten, Hendry Gunawan, menyatakan bahwa Provinsi Banten saat ini berada dalam kondisi darurat kenakalan remaja.
“Kondisi saat ini di Banten sudah mengkhawatirkan, kasus kenakalan remaja sudah sama dengan kekerasan seksual yang mengarah ke darurat,” kata Hendry, Minggu, 10 Agustus 2025.
Dari data yang diperoleh KPA Banten, per bulan Juli 2025, terdapat 712 kasus kekerasan, kasus pelecehan seksual mendominasi dengan jumlah 427 kasus.
Lalu, disusul oleh kekerasan psikis sebanyak 211 kasus, dan kekerasan fisik 206 kasus.
Ia menilai, maraknya kasus tawuran, kekerasan fisik, hingga kekerasan seksual yang melibatkan anak di bawah umur menunjukkan lemahnya pengawasan orangtua, derasnya pengaruh negatif media sosial, dan minimnya ruang ekspresi positif bagi anak.
Menurut Hendry, usia remaja adalah fase perkembangan penting di mana anak mencari jati diri, membutuhkan validasi, dan ruang untuk mengekspresikan diri. Namun, di banyak kasus yang terjadi di Banten, ekspresi itu justru mengarah ke perilaku negatif.
“Sayangnya, arah ekspresi itu sering kali ke hal-hal yang destruktif karena faktor lingkungan. Media sosial punya peran besar, apalagi jika tidak ada pengawasan dini dari orang tua,” kata Hendry.
Dirinya berharap, orang tua bisa memaksimalkan perannya dalam membina dan mengawasi tumbuh kembang anak.
Editor: Agus Priwandono











