SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Serang menyebut penurunan kualitas air dan perubahan arus laut menjadi penyebab utama rumput laut tidak lagi bisa dibudidayakan di perairan Pulopanjang.
Kondisi tersebut dipicu oleh meningkatnya aktivitas industri di pesisir Kecamatan Puloampel serta adanya proyek reklamasi yang memengaruhi keseimbangan ekosistem laut.
Kepala Diskan Kabupaten Serang, Suhardjo, mengatakan bahwa area tangkapan nelayan kini semakin jauh akibat perubahan kondisi alam dan cuaca yang ekstrem.
“Tak bisa dipungkiri, banyaknya industri yang mulai berdiri serta pesatnya pembangunan di pesisir pantai membuat arus air laut berubah. Sekarang sudah banyak pencemaran dan reklamasi, sehingga ikan-ikan berpindah tempat. Ini karena habitatnya sudah mulai rusak,” ujarnya, Minggu, 10 Oktober 2025.
Ia mengungkapkan, dahulu perairan Pulopanjang dikenal memiliki banyak tanaman air padang lamun (seagrass), yang menjadi indikator baiknya kualitas air laut. Tanaman ini juga berfungsi sebagai rumah bagi berbagai biota laut.
“Dulu Pulopanjang terkenal dengan padang lamunnya. Banyak ikannya, tapi sekarang padang lamun rusak dan sudah berpindah,” katanya.
Menurut Suhardjo, menurunnya populasi padang lamun turut memperburuk kondisi ekosistem laut. Padahal, tanaman tersebut berperan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan perairan.
“Padang lamun ini penghasil oksigen, sekaligus penyerap polutan, bahkan menjadi tempat hidup ikan-ikan kecil,” jelasnya.
Ia menambahkan, rusaknya lingkungan laut juga berdampak langsung pada budidaya rumput laut yang dulu sempat menjadi andalan masyarakat Pulopanjang.
“Sekarang sudah tidak bisa lagi dibudidayakan di Pulopanjang. Padahal dulu Pulopanjang terkenal sebagai penghasil rumput laut terbaik,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Rizal Ramdhani











