SERANG – Jagat dunia media sosial (medsos) kembali dihebohkan. Sejak Kamis (7/3) malam, viral beredar pesan berantai melalui WhatsApp messenger terkait keberadaan para tenaga kerja asing (TKA) asal China di perumahaan Citra Garden BMW yang berada di Toyomerto, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang.
Dalam pesan berantai tersebut, terlihat puluhan TKA China berbondong-bondang pulang kerja hendak memasuki rumah di Citra Garden BMW. Para TKA China itu terlihat diantar bus jemputan berukuran besar bertuliskan PT Krakatau Steel.
Dalam pesan berantai itu pun dilengkapi dengan video berdurasi 54 detik yang menampilkan seorang warga perumahan Citra Garden BMW yang marah-marah kepada seorang TKA China berkacamata.
“This is my country, we make a agreement with Citra (Citra Garden BMW), you came here. I don’t want this happened again tomorrow,” kata warga berperawakan gemuk tersebut sambil menuding-nuding TKA di video tersebut.
Dari video viral tersebut, kemudian Radar Banten menelusurinya. Kamis (7/3), Radar Banten mengunjungi perumahan Citra Garden BMW. Pantauan Radar Banten, Kamis (7/3) siang, perumahan BMW Citra Garden tampak sepi. Beberapa warga asing lalu-lalang di trotoar jalan. Terlihat seorang petugas keamanan berjaga di pos keamanan.
Radar Banten kemudian menemui salah seorang pengurus RT Blok C, D dan H perumahan Citra Garden BMW, Agung Santoso. Pria itu merupakan sosok yang marah-marah kepada salah seorang TKA China di video yang viral tersebut. Agung ditemui tidak di kediamannya, melainkan di bengkel usaha miliknya di kawasan PCI.
Agung lantas mengutarakan kekesalannya. Ia mengatakan, sejak dua tahun lalu ada sekira 200 TKA asal China di perumahan Citra Garden BMW. Mereka dinilai tak menaati peraturan warga di perumahan tersebut. Para TKA itu menempati 30 rumah, di mana 15 rumah mengontrak dari pihak developer dan 15 rumah milik pribadi yang disewa langsung. Para TKA tersebut tersebar di blok C, D, dan H.
“Ya kita resah dengan sikap dan perilaku mereka (TKA asal Cina-red),” jelas Agung.
Warga menilai, para TKA itu melanggar ketentuan memasukkan kendaraan melebihi dua ton ke area dalam perumahan. Setiap harinya sejak satu tahun lalu, mobil bus berkapasitas 50 orang masuk hingga ke bagian dalam perumahan. “Awalnya mobil bus tiga perempat, tapi tiga hari lalu mereka dijemput mobil bus AKAP (antarkota antarprovinsi) sampai masuk ke dalam perumahan,” kata Agung yang juga pengurus RT Blok C, D, dan H perumahan Citra Garden BMW.
Menurut Agung, para pengurus RT Blok C, D, H, sempat melakukan koordinasi dengan pihak manajemen perumahan Citra Garden BMW pada Januari 2019. Dalam pertemuan itu, warga meminta pihak manajemen perumahan Citra Garden BMW melarang kendaraan pengangkut TKA China masuk ke kawasan dalam perumahan. “Sudah dua kali koordinasi dengan pihak manajemen, tapi enggak ada respons,” ungkapnya.
Selain itu, kata Agung, meski para TKA yang tinggal di wilayahnya sudah dua tahun lebih, pihaknya tak memiliki data para TKA tersebut. Bahkan, mereka menolak didata pengurus RT saat akan menyusun mekanisme penanganan bencana tsunami.
“Kan kalau misalkan mereka legal mah, ketika kita minta data pasti mau dan menyerahkan data lengkap,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Agung mengatakan, perilaku para TKA asal China tersebut tidak menunjukkan sikap yang baik pada masyarakat. Mulai dari meludah sembarangan hingga memiliki ruko khusus untuk minum bir.
Ia Agung berharap, pihak pemerintah daerah, provinsi, dan perumahan Citra Garden BMW melakukan penanganan terkait solusi atas permasalahan yang ditimbulkan para TKA China di wilayahnya.
Saat dikonfirmasi, Deputy Marketing Manager CitraGarden BMW Fembriyanto mengaku, ada 19 perusahaan yang membeli sekira 60 unit di Citra Garden BMW. Puluhan unit rumah itu dibeli atas nama perusahan yang berkedudukan di Indonesia dan tidak ada yang dibeli atas nama pribadi.
“Sementara hunian tersebut dibeli sejumlah perusahaan untuk tempat tinggal karyawan baik lokal maupun ekspatriat,” katanya.
Menurutnya, ada beberapa konsumen yang membeli rumah untuk investasi dengan cara disewakan ke pihak lain baik lokal maupun ekspatriat. Umumnya para konsumen memberikan penawaran kepada perusahaan.
“Jumlah TKA yang ada di Citra Garden BMW belum bisa dipastikan karena itu wewenang perusahaan yang membeli,” katanya.
Ia mengungkapkan, perusahaan yang membeli hunian untuk rumah dinas karyawan memperhatikan beberapa aspek terutama dari lingkungan dan kenyamanan. “Citra Garden BMW dikembangkan dengan mengusung eco culture sehingga nyaman bagi para penghuni,” ungkapnya. (Haidaroh/Susi K)