SERANG – Sekira 200 TKA China di perumahan CitraGarden BMW, Toyomerto, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang yang viral di media sosial (medsos) ternyata karyawan PT Krakatau Engineering (KE).
Hal itu diakui Direktur PT KE Utomo Nugroho dalam konferensi pers di aula Mapolda Banten, Jumat (8/3).
Utomo mengatakan, PT KE berniat memindahkan sebagian TKA asal China dari perumahan CitraGarden BMW pasca insiden tersebut. “Sebagian akan kita pecah. Artinya, kita pindahkan ke tempat lain sehingga potensi friksi bisa jauh berkurang,” ungkapnya.
Ia berjanji secepatnya akan memindahkan sebagian TKA tersebut. “Kita sudah koordinasi di lapangan. Dalam waktu dekat kita akan lakukan (pemindahan-red),” katanya, tanpa mau menyebutkan lokasi pemindahan tersebut.
Utomo mengakui gesekan antara warga dengan TKA tersebut lantaran adanya perbedaan kultur. “Interaksi mereka juga harus diperbaiki,” ujarnya.
Katanya, peristiwa itu berawal saat para TKA berbondong-bondong berjalan menuju lokasi penginapan. “Di kompleks tersebut kendaraan besar memang tidak bisa langsung menuju ke lokasi penginapan mereka. Berhenti dulu, sehingga ada jarak tertentu (lokasi penginapan-red). Berbondong-bondong inilah yang menimbulkan interest warga di sekitar, kemudian ada record, upload ke media sosial menjadi viral,” jelas Utomo.
Sebelumnya, sambung Utomo, para TKA tersebut diantar jemput menggunakan minibus. Lantaran terkendala administrasi, minibus yang biasa digunakan tak dapat beroperasi. “Mereka diantar jemput kendaraan kecil. Tidak ada masalah, karena sudah seminggu ada kendala administrasi, digunakan kendaraan besar,” kata Utomo.
Dijelaskan Utomo, kedatangan TKA asal China itu setelah tender proyek Blast Furnace Complex dimenangkan konsorsium MCC CERI dari China. Proyek itu tengah memasuki persiapan sehingga dibutuhkan tenaga kerja skill dari pemasok teknologi. “Untuk menguji apakah peralatan tersebut pada tahap operasi ini maka kita memerlukan tenaga skill enginer yang berasal dari pemasok teknoogi tersebut. Inilah kenapa kemudian kita harus mendatangkan tenaga skill dari pemasok teknologi kita dari RRC,” jelas Utomo.
TKA asal China itu yang bekerja di area Blast Furnace Complex berjumlah 80 sampai 100 orang. Mereka diperkirakan akan menetap tiga sampai enam bulan hingga transfer pengetahuan selesai. “Itu tergantung tingkat kesulitannya. Paling lama enam bulan. Mereka mendidik para operator yang akan me-maintenance pabrik itu,” jelas Utomo.
Proyek Blast Furnace Complex dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi sepuluh juta ton crude stell (besi cair). “Ini bisa meningkatkan efisiensi produksi pabrik baja kita,” kata Utomo.
Sementara itu, Kepala Imigrasi Serang Syamsul menegaskan, TKA asal China tersebut merupakan tenaga ahli dan telah mengantongi izin tinggal. “Sebagian kecil pemegang visa bisnis, ya itu tadi semacam profesor mesinnya. Sebagian lagi, Kitas,” kata Syamsul.
Pada bagian lain, video pengadangan TKA China di Perumahan CitraGarden BMW oleh warga yang sempat viral mendapat perhatian Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans). Untuk mengecek keberadaan para TKA itu, Kemnakertrans, Jumat menurunkan tim ke Kabupaten Serang.
Informasi itu diungkapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banten Al Hamidi. “Kementerian juga sampai turun ngecek karena viral, untuk membuktikan,” ungkap Al Hamidi, Jumat (8/3).
Namun, ia mengaku, tak ada komunikasi dari kementerian saat akan mengecek keberadaan para TKA asal China tersebut. “Petugas kami ketemu langsung di lapangan,” ujarnya.
Al Hamidi mengaku, hingga Jumat sore belum mendapat laporan terkait pemeriksaan para TKA tersebut. Berdasarkan data dari kabupaten kota, jumlah TKA di Banten mencapai tujuh ribu orang yang berasal dari beberapa negara, seperti Jepang, Korea, dan China. “Kalau dulu paling banyak dari Korea, sekarang China,” ujarnya. (Merwanda/Rostinah)