SERANG – Pengurus Provinsi (Pengprov) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banten memantapkan latihan atlet jelang ajang Pra PON 2019. Sisa waktu jelang kejuaraan atlet cabang olahraga (cabor) pencak silat itu dimanfatkan maksimal.
Pelatih pencak silat Pra PON Banten, Joko Suprihatno mengatakan, persiapan anak asuhnya untuk mengarungi Pra PON 2019 telah masuk tahap pemantapan.
“Pra PON tinggal sebulan lagi. Hingga dua minggu ke depan, latihan untuk memantapkan kemampuan atlet akan kita maksimalkan. Agar jelang keberangkatan tinggal hanya melakukan perbaikan, baik fisik maupun teknik atlet,” kata Joko, Jumat (11/10).
Joko menegaskan, tidak ada waktu untuk bersantai bagi atlet pencak silat Banten. Sebab, hanya juara pertama yang berhak lolos ke PON Papua 2020.
“Karena dibagi tiga zona (pertandingan-red), jadi hanya yang juara pertama saja yang dinyatakan lolos ke PON 2020. Ini sudah menjadi ketetapan dari KONI Banten. Jadi, kita harus bertekad menjadi yang pertama,” ungkap Joko.
Sebelumnya, Ketua Pengprov IPSI Banten Ajat Sudrajat mengatakan, bakal memberangkatkan 20 atlet. Sepuluh di antaranya merupakan atlet unggulan yang menjalani program Pelatda Jangka Panjang (PJP) KONI Banten.
“Kita akan memberangkatkan full tim, 20 atlet. Meski sebenarnya kuota dari KONI Banten hanya 13 atlet, sepuluh atlet PJP dan tiga non-PJP. Mudah-mudahan semakin banyak yang berangkat maka kesempatan lolos ke PON juga semakin banyak,” kata Ajat.
Dijelaskan Ajat, untuk atlet di luar kuota KONI Banten, pihaknya tetap tidak sembarang dalam menentukan siapa yang bakal berangkat. “IPSI Banten dalam persiapan menyambut Pra PON sangat serius. Karena Pra PON ini sebagai barometer untuk bisa berprestasi di PON Papua 2020. Dari tes fisik pertama sebanyak 60 atlet, kita rampingkan menjadi 30 atlet. Kemudian, tes fisik kedua dan ketiga kita rampingkan kembali sesuai jumlah atlet yang dibutuhkan,” ungkap Ajat. (rbs/nda/ira)