SERANG – Pemkab Serang akan menyiapkan pasar sementara untuk menampung para pedagang di Pasar Baros. Pasar sementara itu dibangun di lahan belakang pasar sebagai solusi pasca kebakaran yang menghanguskan Pasar Baros pada Minggu (10/11) malam.
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menegaskan, pasar sementara harus ada supaya pedagang bisa berjualan kembali. Pembangunan pasar sementara itu menggunakan dana tak terduga (TT) yang disiapkan untuk penanganan kebencanaan. “Nanti coba kita lihat, dana TT masih ada atau tidak, saya juga nanti akan rapat bersama jajaran Pemkab untuk masalah ini, apa yang harus kita lakukan,” ujarnya saat ditemui seusai mendaftar bakal calon bupati di Graha Mahesa Gerindra Banten, Karundang, Kota Serang, Senin (11/11).
Tatu mengaku sudah melakukan upaya untuk merelokasi Pasar Baros. Namun, rencana relokasi itu selalu tidak mulus. “Sudah beberapa tahun yang lalu upaya dilakukan, dan belum sempat terealisasi karena belum ada kesepakatan dengan pedagang yang dulu ingin dipindahkan, tapi pedagang menolak,” terangnya.
Kata Tatu, para pedagang meminta untuk dipindahkan ke lahan yang berada di belakang pasar. Pihaknya juga mengaku sedang mengupayakan keinginan tersebut dengan mengajukan permohonan bantuan kepada Pemprov Banten. “Jadi, bentuknya sharing, lahan dari Pemprov, bangunannya biar kita yang membangun. Nanti akan kita rapatkan lagi dengan Sekda dengan Diskoperindag,” imbuhnya.
Dihubungi terpisah Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang Abdul Wahid mengatakan, berdasarkan pendataan di lapangan dari 219 kios di Pasar Baros, sebanyak 179 kios ludes terbakar. Selain itu, sebanyak 32 los dan 50 lapak pedagang kaki lima juga hangus. “Paling hanya tersisa lima persen saja,” katanya saat ditemui di kantornya.
Wahid mengaku sudah menginventarisasi dampak kerugian kebakaran itu bersama Polsek Baros. Kerugian materi diperkirakan mencapai Rp10 miliar. “Kalau kita hitung bangunan Pasar Baros itu tipe C, itu pembangunannya butuh anggaran Rp4 miliar sampai Rp6 miliar, belum lagi kerugian barang-barang para pedagang,” ujarnya.
Seorang pedagang sembako yang ditemui Radar Banten di Pasar Baros Hendra Darmawanto mengatakan, seluruh barang dagangannya hangus terbakar. Saat kejadian, ia baru saja menutup tokonya. “Saya baru sampai rumah habis dari pasar, tiba-tiba dengar kabar kebakaran,” katanya seraya menambahkan pasar Baros sempat terbakar pada 1993.
Hendra menaksir kerugian yang dialami tembus Rp50 juta lebih. Ia merasa bingung untuk memulai usahanya kembali. “Saya mau istirahat dulu, harus cari modal lagi, ya namanya juga musibah,” keluhnya.
Sementara itu, pantauan Radar Banten, Senin (11/11) siang, sejumlah pedagang terlihat sibuk membereskan puing-puing reruntuhan bangunan. Mereka memilah barang dagangan yang hangus terbakar. Beberapa barang yang masih tersisa dikumpulkan untuk dimanfaatkan kembali.
Sementara hampir seluruh bangunan kios di Pasar Baros ludes terbakar. Kios-kios sudah tidak beratap lagi dan tembok bangunan gosong. Sementara, beberapa kios di bagian depan yang tidak terbakar masih melakukan aktivitas jual beli. (jek/air/ags)