SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Rencana pembangunan rumah sakit jiwa dan ketergantungan obat (RSJKO) Provinsi Banten sudah tertunda selama bertahun-tahun. Pembebasan lahan untuk pembangunan RSJKO seluas hampir 9,8 hektare di Kecamatan Walantaka, Kota Serang sudah dilakukan sejak 2016 silam.
Tahun ini, Pemprov Banten sudah mengalokasikan Rp25 miliar untuk pembangunan RSJKO tersebut. Namun, tiga kali mengalami gagal lelang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten dr Ati Pramudji Hastuti mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan Kementerian Kesehatan RI. “Kita sampaikan bahwa sebenarnya kita sudah usaha, dari mulai pembebebasan lahan sudah, pematangan lahan sudah, semua. Di DED (detail engineering design-red) yang diperlukan sebetulnya semuanya sudah,” ujar Ati, kemarin.
Ati mengaku pihaknya sudah mulai menganggarkan pembangunan RSJKO pada 2021 lalu. Namun, anggaran tersebut terpaksa di-refocusing untuk penanganan pandemi Covid-19. “Tahun 2022 gagal lelang,” ungkapnya.
Sedangkan tahun depan, pihaknya membutuhkan anggaran untuk pengadaan alat kesehatan dua rumah sakit baru, sehingga pembangunan RSJKO tidak dianggarkan. “Tidak cukup anggarannya untuk RSJKO,” tutur mantan Dirut RSUD Kota Tangerang ini.
Melihat kondisi tersebut, Kemenko PMK menyatakan siap membantu Provinsi Banten. “Jadi InsyaAllah, Banten menjadi prioritas untuk mendapatkan bantuan pembangunan RSJKO karena ini wajib setiap provinsi minimal memiliki satu RSJKO,” ujar Ati.
Anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan RSJKO itu sekira Rp100 miliar. Untuk alat kesehatannya sendiri biasanya melalui dana alokasi khusus (DAK). Pihaknya menunggu proses pembangunannya, baru nanti mengusulkan untuk pengadaan alat kesehatannya. “Katanya akan dibantu Rp100 miliar, tapi saya tidak tahu juga. Bergantung kita atensinya,” tutur Ati.