SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Banten Al Hamidi menyebut bahwa warga Provinsi Banten kurang piknik. Padahal, katanya di Banten terdapat banyak beragam destinasi wisata mulai dari wisata religi, budaya, sejarah, hingga alam.
Hal itu bukan tanpa dasar, sebab berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kebahagian warga Banten sangatlah rendah. BPS mencatat dari tahun 2014 hingga 2021, skor kebahagian warga Banten kurang dari 70. Di tahun 2021, skor kebahagiannya hanya mencapai angka 68,8.
“Berdasarkan hasil riset oleh BPS, Banten itu masuk salah satu Provinsi paling tidak bahagia. Kita ini kurang bahagia tuh disebutnya kurang piknik,” kata Al Hamidi di kantornya, Rabu, 14 Juni 2023.
Al Hamidi mengaku tidak mengetahui secara jelas mengapa Banten menjadi daerah yang paling tidak bahagia. Ia menyebut, bahwa warga Banten kurang menghabiskan waktu untuk berlibur saja.
” Apa faktor penyebabnya? Ya menurut saya ini kurang piknik aja,” ucapnya.
Ia menerangkan, realisasi belanja di tempat-tempat wisata di Provinsi Banten pada momentum Idul Fitri 1444 Hijriah k hanya mencapai 69 persen, dari target potensi belanja sekitar Rp1,9 miliar. Artinya target itu tidak tercapai.
Kadispar mengungkapkan, wisatawan yang datang ke Banten itu lebih didominasi oleh mereka yang tidak menginap alias pulang pergi. Banyak wisatawan juga yang membawa bekal dari rumah sehingga irit berbelanja di lokasi wisata.
“Jalan kita sudah mulus. Sehingga para wisatawan itu lebih memilih untuk pulang pergi saja. Termasuk juga kenapa realisasi belanja kita tidak tercapai, itu dimungkinkan karena mereka lebih memilih untuk membawa makan dari rumah atau nimbel, daripada beli di tempat wisata mahal harganya. Kan itu bisa lebih hemat. Stigma itu masih melekat di masyarakat,” jelasnya.
Kadispar mengajak kepada warga Banten untuk lebih banyak piknik, khususnya ke berbagai destinasi wisata di Banten.
“Yu piknik, yu wisata ke Banten. Dan borong beragam jajanan lokal guna meningkatkan ekonomi warga lokal,” pungkasnya.
Reporter: Yusuf Permana
Editor: Aas Arbi