LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Memasuki bulan Ramadan, ada tradisi unik yang dilakukan setiap tahun, yakni ledakan suara meriam penanda berbuka puasa di Masjid Agung Al-Araaf Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
DKM Masjid Agung Al-Araaf Rangkasbitung Chandra mengatakan, tradisi tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1970. Hingga saat ini, tradisi tersebut masih bertahan dan menjadi tontonan banyak orang.
“Jadi ini penanda berbuka, ledakan keras ini akan kami bunyikan saat waktu berbuka tiba,” kata Chandra saat ditemui halaman Masjid Agung Al-Araaf Rangkasbitung, Jumat 15 Maret 2024.
Ia mengatakan, bunyi meriam akan dibunyikan sebanyak dua kali, yakni waktu berbuka dan waktu imsak. Bahkan suara ledakan meriam yang terbuat dari berukura 2 meter ini cukup keras. “Radiusnya hingga 2 kilometer, jadi suara bisa terdengar di beberapa wilayah Kota Rangkasbitung dan sekitrnya,” ucapnya.
Bahkan keberadaan ledakan keras meriam, sudah menjadi tradisi setiap bulan Ramadan yang ada di Kabupaten Lebak karena akan banyak warga yang menonton. “Selain menjaga tradisi, sekarang jadi tontonan banyak orang. Karena penasaran ingin melihat suara ledakannya,” tutur Chandra.
Sementara warga Rangkasbitung Acep mengaku kagum dengan kehadiran dan keberadaan ledakan meriam penanda berbuka di Masjid Agung Al-Araaf Rangkasbitung.
“Ini tradisi yang harus dijaga, karena sejak saya kecil ini sudah ada. Jadi melihatnya sambil bernostalgia karena hingga saat ini meriamnya masih ada,” ujarnya.
Saat ini ada dua meriam besi yang digunakan oleh DKM Masjid Agung Al-Araaf Rangkasbitung, untuk menjadi penanda berbuka dan penanda imsak. Setiap sore meriam ini dikeluarkan untuk diledakan, suara keras ledakan datang karbit yang dimasukin ke dalam meriam besi.
Editor: Abdul Rozak