SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Musim kemarau telah menyebabkan sedikitnya 2.319,5 hektare sawah yang sedang ditanami padi di Provinsi Banten. Angka itu merupakan hasil pemetaan dampak kekeringan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten per bulan Agustus 2024.
Berdasarkan data yang dihimpun, ribuan hektare itu terdiri dari 1.974 hektare rusak ringan, 212 hektare rusak sedang, dan 133 hektare rusak berat.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid menyebut kerusakan itu terjadi di persawahan yang ada di empat kabupaten dan kota se Banten.
Dikatakannya, kekeringan paling parah terjadi di Pandeglang dengan luas tanaman padi yang kekeringan sekitar 1.533 hektare, Kabupaten Lebak 465 hektare, Kabupaten Tangerang 15,5 hektare, Kabupaten Serang 298 hektare, dan Kota Serang 8 hektare.
“Memang ada kekeringan di lapangan, tapi masih bisa teratasi dan tidak ada puso,” katanya, Minggu 8 September 2024.
Ia merinci, dari 1.533 hektare lahan kekeringan terdiri di Kabupaten Pandeglang, 1.290 hektare diantaranya rusak ringan, 110 hektare rusak sedang, dan 133 hektare rusak berat. Untuk di Kabupaten Lebak, dari 465 hektare yang rusak, rinciannya adalah 407 hektare rusak ringan dan 58 hektare rusak sedang. Untuk di Kabupaten Tangerang dari 15,5 hektare yang rusak, rinciannya adalah 15,2 hektare rusak ringan dan 0,3 hektare rusak sedang.
Sedangkan di Kabupaten Serang dari 298 hektare yang rusak, rinciannya 256 hektare rusak ringan dan 42 hektare rusak sedang. Untuk di Kota Serang dari 8 hektare itu, 6 hektare rusak ringan dan 2 hektare rusak sedang.
“Selain tanaman padi yang rusak itu, ada juga tanaman padi seluas 1.128 hektare yang terancam kekeringan yang tersebar di Kabupaten Pandeglang seluas 140 hektare, Kabupaten Lebak 768 hektare, Kabupaten Tangerang 205 hektare, dan Kota Serang 15 hektare,” terangnya.
Meski mengalami kekeringan, namun pihaknya mencatat jika pada kemarau ini tidak menyebabkan puso alias gagal panen.
Editor : Aas Arbi