SERANG, RADARBANTEN.CO.ID-Provinsi Banten menyimpan potensi besar sebagai produsen bahan pangan, termasuk hortikultura. Hari ini, bertempat di Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang telah dilaksanakan peresmian suatu terobosan inovatif Sekolah Lapang Produk Pertanian Holtikultura.
Program ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2024 terkait optimalisasi pemanfaatan infrastruktur pengairan dan akselerasi penerapan teknologi berbasis riset (smart agriculture).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten Ameriza M Moesa berharap pelaksanaan kegiatan ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian termasuk dalam hal pengendalian stabilisasi harga komoditas pangan khususnya defisit produksi holtikultura yang tengah dialami Provinsi Banten.
Inisiasi program kolaborasi antara BI Provinsi Banten, Pemprov Banten, dan Pemkot Serang juga turut didukung oleh beberapa lembaga lainnya seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Kementerian Pertanian.
Kegiatan ini merupakan acara puncak dari serangkaian acara, diantaranya soft launching Sekolah Lapang pada 14 Juni 2024 (bersamaan dengan Rakornas Pengendalian Inflasi 2024), capacity building para petani untuk budidaya bawang merah bersama BRIN, praktek teknik penanaman, dan lain sebagainya.
Ameriza mengatakan inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam kerangka makroekonomi nasional yang krusial sehingga perlu dijaga dan dikendalikan karena tekanan inflasi dapat berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi.
Terjaganya inflasi Banten (Pada September tercatat 2,03 persen (yoy) atau 0,78 persen (ytd) merupakan hasil dari koordinasi antara BI Provinsi Banten dengan TPID Provinsi Banten dan TPID Provinsi Kota/Kabupaten se-Banten.
Sebagai upaya terus menjaga ketersediaan pasokan, BI Provinsi Banten bersama-sama dengan Pemprov Banten dan Pemkot Serang menginisiasi program Sekolah Lapang Produk Pertanian Holtikultura di Sawah Luhur Kota Serang.
“Program sekolah lapang produk pertanian hortikultura ini menggandeng Kelompok Tani Sumber Jaya untuk membuat demplot seluas 3 hektare yang bertujuan menciptakan produktivitas tinggi, pertanian ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
“Sehingga dapat dijadikan replikasi bagi daerah lain. Harapannya, program ini juga menjadi proyek percontohan good agricultural practice komoditas hortikultura bagi petani di wilayah Kota Serang pada khususnya dan seluruh Provinsi Banten pada umumnya,” terang Ameriza.
Pj Sekda Kota Serang Imam Rana Hardiana menyampaikan bahwa Kota Serang memiliki potensi lahan pertanian seluas 367 hektare lahan yang perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga pasokan.
Pilot project 10 hektare di Kecamatan Kasemen, Kota Serang dipilih karena dekat dengan kota sehingga dapat direplikasi dan diadopsi oleh para petani untuk mempercepat metode budidaya yang efektif khususnya untuk jenis holtikultura bawang merah dan cabai merah.
Plt Inspektorat Provinsi Banten Bapak Usman Asidiqi Qohara mengatakan, pada bulan September 2024, inflasi di Provinsi Banten menunjukkan perbaikan.
“Harga pangan mulai turun, namun diperlukan kewaspadaan terhadap potensi kenaikan inflasi menjelang akhir tahun, terutama akibat Hari Besar Keagamaan Nasional,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, komoditas yang perlu diwaspadai termasuk bawang merah, cabai merah, daging ,ayam dan telur. Upaya mengendalikan Inflasi, penting untuk menjaga pasokan pangan melalui program diversifikasi dan stabilitas harga, insiatif terbaru, seperti Sekolah Lapang Pertanian Hortikultura, yang bertujuan meningkatkan produktivitas komoditas khususnya bawang merah dengan praktik pertanian modern.
Reporter : Rostinah
Editor: AGung S Pambudi