SERANG,RADARBANTEN.CO.ID-Seorang terduga anggota geng motor berinisial MRF (21) tewas usai terlibat tawuran di Jalan Raya Serang – Cilegon, tepatnya Desa Pejaten, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Minggu pagi, 1 Desember 2024.
Tewasnya warga Lingkungan Sri Tanjung, Kelurahan Randakari, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon itu ke rumah sakit tersebut kini viral di media sosial (medsos).
Menurut Kapolsek Kramatwatu, Kompol Salahuddin, jasad korban ditemukan warga di lokasi kejadian sekitar pukul 04.00 WIB. Saat ditemukan, korban diduga masih hidup dan dalam kondisi kritis.
“Saat ditemukan masih gerak,” ujarnya, Senin kemarin, 2 Desember 2024.
Warga yang menemukan korban tak berdaya melaporkannya ke petugas kepolisian. Dari informasi itu, petugas mendatangi lokasi dan membawa warga Lingkungan Sri Tanjung, Kelurahan Randakari, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon itu ke rumah sakit. “Korban meninggal di rumah sakit,” kata Salahuddin.
Salahuddin menjelaskan, saat ditemukan, pihaknya tidak menemukan identitas pada diri korban. Identitas korban terungkap setelah dilakukan proses diidentifikasi melalui pemeriksaan sidik jari.
“Berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan sidik jari (melalui mobile automatic multi biometric identification system-red),” ujarnya.
Salahuddin mengatakan, pasca identitas korban terungkap, pihaknya menghubungi keluarga korban. Dari keterangan yang didapat dari keluarga korban, pria kelahiran 2003 itu sebelum kejadian pergi bersama dua orang temannya.
“Korban ini pergi bersama temannya sekitar pukul 19.00 WIB,” ujar pamen Polri ini.
Selanjutnya, dari keterangan keluarga korban, polisi berhasil mendapati keberadaan teman korban dan dilakukan proses pemeriksaan. Dari hasil keterangan sementara, ketiganya sempat mencari lawan untuk tawuran di daerah Cilegon.
“Sempat nyari lawan di Kranggot tapi tidak ketemu sehingga main ke wilayah Serang,” ujar mantan Kapolsek Cikande ini.
Salahuddin mengatakan, saat ini pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab korban tewas. Sebab, teman korban diduga belum memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya kepada petugas kepolisian.
“Teman korban tidak memberikan keterangan korban terjatuh (dari motor-red), dia meninggalkan korban setelah kejadian. Kami belum mengetahui apakah korban ini meninggal dunia karena kecelakaan atau karena tawuran,” ungkapnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polresta Serang Kota, Ipda Raden M Maulani mengatakan, sebelum ditemukan tewas, korban bersama dua temannya pergi ke belakang Pasar Kranggot. Tempat ini merupakan titik kumpul Geng Serantal Seruntul.
“Mereka kumpul untuk melakukan aksi tawuran dengan Geng Grock di daerah Pejaten,” ujarnya.
Saat sudah berkumpul, korban bersama teman-temannya berangkat ke Gunung Pinang, Desa Pejaten. Di lokasi tawuran itu, korban langsung turun dari motor dan berlari ke depan dengan membawa sebilah bambu.
“Saat berlari ke depan itu, korban tiba-tiba terjatuh dengan kepala belakang membentur terlebih dahulu ke aspal,” ungkapnya.
Teman-teman korban dikatakan Raden sempat mencoba membantu menyelamatkan korban dengan menyeret kakinya.
Namun, saat menyeret korban, teman korban itu dilempari batu dari pihak lawan. Mereka yang khawatir terkena lemparan batu kemudian meninggalkan korban di lokasi dan pulang ke Cilegon.
“Karena banyaknya lemparan batu, teman korban langsung mundur ke belakang dan kembali ke Cilegon,” katanya.
Raden menambahkan, korban meninggal dunia akibat mengalami benturan keras pada bagian kepala. “Diduga karena benturan pada bagian kepala (penyebab kematian korban-red),” tuturnya.
Reporter: Fahmi
Editor: Agung S Pambudi