LEBAK,RADARBANTEN.CO.ID-Harga minyak goreng dan cabai di pasar tradisional Rangkasbitung masih menunjukkan tren kenaikan yang signifikan.
Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti cuaca ekstrem yang memengaruhi hasil pertanian dan permintaan yang tinggi serta gangguan pasokan dari daerah penghasil utama.
Berdasarkan pantauan informasi yang dihimpun Radar Banten, harga minyak goreng kemasan per liter kini mencapai Rp 18.000, naik dari sebelumnya yang hanya berkisar Rp 16.000.
Sementara itu, harga cabai oranye juga mengalami lonjakan, dengan harga per kilogramnya yang kini menembus Rp 114.000.
Padahal beberapa minggu lalu masih berada di angka Rp 45.000 per kilogram. Namun harga cabai tersebut, sudah berangsur menurun, yang sebelumnya naik hingga Rp 120.000 per kilogram.
Pedagang menyatakan bahwa harga bahan-bahan ini diperkirakan masih akan bertahan tinggi hingga beberapa minggu ke depan, terutama menjelang perayaan hari besar.
Salah seorang pedagang cabai Rusdi menuturkan, harga cabai saat ini masih tinggi walau ada sedikit penurunan di bandingkan minggu lalu.
“Sekarang harganya masih tinggi, memang ada penurunan untuk cabai oranye, tetapi untuk cabai yang lain masih tinggi harganya,” kata Rusdi kepada Radarbanten.co.id saat berada di Pasar Rangkasbitung, Senin 14 Januari 2025.
Berdasarkan data yang dihimpun Radar Banten, saat ini harga cabai rawit oranye semula Rp 120.000 ribu per kilogram turun menjadi Rp 114.000 ribu per kilogram.
Cabai merah keriting semula Rp28 ribu per kilogram naik menjadi Rp 68 ribu per kilogram, cabai merah semula Rp 39 ribu per kilogram menjadi Rp 74 ribu per kilogram.
Cabai hijau semula Rp 80.000 per kilogram turun menjadi Rp 74.000 ribu per kilogram.
Rusdi berharap, harga sayuran segera normal agar daya beli masyarakat kembali meningkat. Karena kondisi saat ini, mengalami penurunan untuk omzet penghasilannya dari berjualan cabai.
“Saya berharap harga cabai bisa segera normal, karena jelas dampaknya cukup dirasakan bagi pedagang dan pembeli,” sambungnya.
Hal serupa diungkapkan Udin pedagang minyak goreng, menyebutkan harga yang naik karena permintaan sedang tinggi di pasaran. Kenaikan tersebut sudah terjadi pada pihak distributor yang mengirimkannya.
“Tingginya permintaan, baik dari dalam negeri. Seiring dengan meningkatnya konsumsi warga dan permintaan pasokan minyak goreng yang terbatas membuat harga semakin melonjak. Tidak hanya itu, gangguan pada rantai pasokan juga menjadi faktor yang mempengaruhi harga minyak goreng,” terangnya.
Reporter: Nurandi
Editor: Agung S Pambudi