CILEGON,RADARBANTEN.CO.ID-Menanggapi pemadaman listrik Masjid Nurul Ikhlas, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cilegon meminta Supervisor PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) PLN Persero dipecat.
Ketua Umum HMI Cilegon, Rahmat Hidayatullah saat diwawancara Radar Banten pada Selasa (28/1) di Sekretariat merespon keras jawaban arogan dari Supervisor PT PLN Persero soal pemadaman Masjid Nurul Ikhlas.
“Saya sangat menyayangkan tanggapan dari pihak PLN yang terkesan arogan, dan sangat tidak bijaksana,” ucapnya.
Rahmat berharap ada kebijakan dari pihak PLN mengingat bahwa Masjid Nurul Iman atau lebih dikenal Masjid Agung adalah ikon dari Pemerintah Kota Cilegon untuk tidak langsung memutus aliran listrik.
Aktivis muda ini menambahkan bahwa Masjid Agung merupakan tempat ibadah umat Islam, sangat disayangkan PLN tidak mempertimbangkan hal itu.
“Di sini PLN telah menginjak-injak martabat masyarakat Kota Cilegon, ini ikon Kota Cilegon dan tempat ibadah umat muslim, sampai suara adzan tidak didengar membuat kami sangat kecewa,” pungkasnya.
Rahmat meminta agar Supervisor PT PLN Persero yang membuat pernyataan arogan pemadaman listrik Masjid Agung Cilegon agar segera dipecat.
“Bahasa nya itu, ini sebagai pembelajaran Masjid agung saja kita putus, apalagi masyarakat biasa, inikan pernyataan yang sangat arogan, ” ucapnya.
Rahmat juga berharap ke depan Masjid Nurul Ikhlas agar dikelola oleh Pemerintah Kota Cilegon agar dapat dikelola secara profesional dan lebih mudah dalam hal bantuan dan perawatan.
Saat berita ini naik, tagihan listrik Masjid Agung Nurul Ikhlas telah dibayarkan oleh Walikota terpilih Robinsar sebesar Rp 3,3 juta.
Reporter : Adam Fadillah
Editor: Agung S Pambudi