CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID – Pemadaman listrik di Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon terjadi akibat tunggakan pembayaran, sementara pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) lebih mengutamakan pembayaran honor karyawan, marbot, imam, dan khatib.
Pendapatan masjid yang bersumber dari infak sekitar Rp2 juta per minggu mayoritas dialokasikan untuk gaji pegawai serta kebutuhan operasional seperti perawatan dan kegiatan pengajian rutin.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu karyawan Islamic Center yang juga membantu operasional di Masjid Agung Nurul Ikhlas, Iwan, saat diwawancarai Radar Banten pada Selasa, 28 Januari 2025.
“Yah pengeluaran kan banyak, jadi belum bisa dibayarkan tagihannya. Ada gaji pegawai, perawatan, terus bayar muazin, imam, khatib Jumat itu bayar semua, jadi uangnya kurang,” ujarnya.
Iwan juga menjelaskan bahwa pengelolaan parkir dan keuangan lainnya berada di bawah tanggung jawab Bendahara Yayasan Islamic Center, yang juga mengelola keuangan DKM.
“Soal keuangan lebih rinci ada di bendahara yayasan, karena bendaharanya satu dengan DKM. Jadi semuanya ke situ, termasuk parkiran,” tambahnya.
Terkait pemadaman listrik, Iwan menegaskan bahwa bukan terjadi pemutusan aliran listrik, melainkan penyegelan akibat keterlambatan pembayaran.
“Itu bukan pemutusan, tapi penyegelan karena keterlambatan. Biasanya tanggal 20 sudah dibayar, tapi kali ini lebih. Sistem dari PLN kalau lewat dari tanggal 20 dan belum bayar, ya disegel,” jelasnya.
Editor: Merwanda