SERANG,RADARBANTEN.CO.ID- Dapur umum untuk menunjang program Makan Bergizi Gratis akan dibangun di Pondok Pesantren Bai Mahdi Soleh Mamun, yang berlokasi di Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang dengan menggunakan anggaran yayasan.
Peletakan batu pertama dilakukan oleh Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto serta Deputi Bidang Penyediaan dan Penyaluran Badan Gizi Nasional Brigjen Purnawirawan, Muhamad Swardi pada Minggu 2 Februari 2025.
Dalam kesempatan itu Yandri mengatakan, partisipasi aktif dari masyarakat sangat penting dalam mensukseskan program makan bergizi gratis di Indonesia, khusunya dalam pembangunan dapur umum.
“Kita se-Indonesia butuh 30 ribu dapur. Makanya, kalau kita semua ikut berpartisipasi, apakah pondok pesantren, pelaku usaha, masyarakat, ini sumbangsih kita pada bangsa dan negara,” katanya, Minggu 2 Februari 2025.
Ia mengatakan, peletakan batu pertama di Ponpes Bai Mahdi Soleh Mamun merupakan upaya untuk memberikan contoh terkait partisipasi masyarakat, khususnya lembaga pendidikan berpartisipasi mensukseskan program MBG.
“Target kita 1 setengah hingga dua bulan dapur ini sudah selesai lengkap dengan standar dengan BGN. Ini dibangun di atas lahan 20×20, lahan parkir luas, lengkap dengan akses jalan yang memadai,” ujarnya.
Yandri mengungkapkan, pembangunan dapur Makan Bergizi Gratis menggunakan dana milik yayasan, bukan bantuan dari kementerian desa ataupun dari BGN.
“Pembangunan dan alat dapur mungkin sebesar Rp1 sampai Rp1,5 miliar. Ini dari yayasan, dari Kemendes tidak ada anggaran. Kalaupun dari BGN harus ada tender dulu,” pungkasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Penyediaan dan Penyaluran Badan Gizi Nasional Brigjen Purnawirawan, Muhamad Swardi mengapresiasi upaya pembangunan makan bergizi gratis di pesantren Bai Mahdi Soleh Ma’mun. “Ini luar biasa, kita sangat mengapresiasi. Target kita paling tidak april ini sudah bisa operasional,” ujarnya.
Ia mengatakan, setiap dapur umum nantinya akan menyediakan sekitar 3.000 porsi dan akan difokuskan untuk pemenuhan kebutuhan di sekitar desanya.
“Nanti ada pesantren, SD, SMP, nanti kemudian untuk mencukupi dua desa. Idealnya nanti dihitung seberapa banyak jumlah penerima manfaat dibagi 3 ribu,” pungkasnya.
Editor: Bayu Mulyana