LEBAK,RADARBANTEN.CO.ID-Pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang (Serpan) kini menuai perhatian serius dari warga Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak.
Pasalnya, warga menilai jalan tol tersebut telah menyebabkan banjir semakin parah yang merendam area persawahan di beberapa kampung.
Dalam rangka mencari solusi terkait masalah ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lebak mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan pihak kontraktor proyek, PT Wijaya Karya (WIKA), yang menangani pembangunan tol tersebut.
Banjir yang melanda Desa Cisangu, terutama di Kampung Ci Menteng Jaya dan Kampung Buek, semakin parah pasca pembangunan tol, menggenangi sekitar 115 hektar sawah yang tersebar di empat blok, yaitu Blok 1, 2, 5, dan 8.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Lebak, dr. Juwita Wulandari, mengonfirmasi bahwa pihaknya akan menggelar RDP pada hari Selasa, 18 Februari 2025, pukul 13.00 WIB.
Dalam RDP tersebut, DPRD Lebak telah mengundang PT WIKA Serpan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas proyek jalan tol.
Juwita berharap, pertemuan ini akan membuka ruang bagi warga dan pihak terkait untuk duduk bersama mencari solusi terbaik atas permasalahan banjir yang disebabkan oleh proyek tol tersebut.
“Dengan adanya RDP ini, kami berharap ada pencerahan serta solusi yang konkret terkait kondisi banjir yang mengganggu warga di Desa Cisangu,” kata Juwita dihubungi Radarbante.co.id, 13 Februari 2025.
Sementra itu, Kepala Desa Cisangu, Doli, mengungkapkan bahwa dampak banjir tersebut sudah berlangsung lama dan merugikan para petani.
Doli menyampaikan, pihaknya telah mengirimkan surat kepada Ketua DPRD Lebak untuk segera menggelar RDP dengan PT WIKA, guna mencari solusi terkait banjir yang terus terjadi.
“Sudah lama sawah warga terendam banjir, tapi hingga kini belum ada solusi yang jelas. Kami berharap masalah ini segera diatasi, karena masyarakat sudah cukup dirugikan,” ujar Doli.
Dirinya juga menegaskan bahwa hampir seluruh area persawahan milik warga di Cisangu terendam, mengakibatkan gagal panen yang kerap terjadi.
Reporter: Nurandi
Editor: Agung S Pambudi