SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Serang, terutama di kawasan wisata pantai Anyar-Cinangka, diminta untuk tidak memanfaatkan momen libur Idul Fitri 1446 Hijriyah dengan menaikkan harga secara sepihak yang terlalu tinggi, yang dapat merugikan wisatawan.
Langkah ini penting untuk menjaga kenyamanan wisatawan agar mereka merasa dihargai dan bersedia kembali berlibur di Kabupaten Serang pada masa mendatang. Pasalnya, selama ini masalah tarif tiket masuk dan harga makanan yang dianggap terlalu mahal sering menjadi keluhan dan viral di media sosial.
Kepala Bidang Peningkatan Daya Tarik Wisata, Dito Candra Wirastyo, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat imbauan kepada pelaku usaha pariwisata, terutama di kawasan Serang Barat, untuk memastikan kenyamanan dan keamanan wisatawan yang berkunjung.
“Pertama, harga barang, makanan, maupun jasa yang dijual di objek wisata harus dicantumkan dan ditempel, sehingga pengunjung bisa melihat harga sebelum membeli,” ujar Dito, Senin, 24 Maret 2025.
Ia menegaskan, pelaku usaha harus menetapkan harga yang wajar dan tidak memberatkan wisatawan. “Harga di objek wisata harus tetap wajar, jangan sampai terlalu tinggi. Pelaku usaha tidak boleh menaikkan harga secara sepihak,” katanya tegas.
Dito juga mengingatkan para pelaku usaha untuk tidak “aji mumpung” dengan menaikkan harga berlebihan selama musim liburan. “Tidak semua orang yang berwisata punya anggaran lebih. Kita harus memaklumi kondisi tersebut, sehingga wisatawan dapat membawa pulang kenangan yang baik,” ujarnya.
Terkait tiket masuk, pengelola objek wisata diminta untuk memberikan informasi yang jelas, terutama mengenai harga tiket masuk kendaraan yang sering menimbulkan kebingungannya. “Pengelola harus menjelaskan bahwa tiket masuk mobil sudah mencakup kendaraan dan penumpangnya. Kadang pengelola tidak memberi penjelasan yang jelas, yang menyebabkan kesalahpahaman,” ungkap Dito.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kebersihan di objek wisata. Pengelola diminta menyediakan tempat sampah di beberapa titik untuk memudahkan pengunjung. “Misalnya menyediakan kantong tempat sampah atau wadah lainnya yang bisa menampung sampah. Air bersih di toilet dan musala juga harus tersedia, jangan sampai terbatas,” pungkasnya.
Editor: Merwanda