JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya melakukan perbaikan pelayanan terhadap masyarakat, salah satunya melalui keberadaan kereta cepat. Oleh sebab itu Kemenhub memiliki Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2011-2030 yang di dalamnya termasuk pengembangan kereta cepat (High Speed Train/HST) di Pulau Jawa.
Ternyata, pengembangan HST menyambungkan antara ujung barat dan timur di Pulau Jawa yakni dari Merak, Banten hingga Banyuwangi, Jawa Timur. “Memang ujungnya ke situ. Itu masuk ke dalam rencana besar,” kata Kepala Subbagian Humas dan Kerja Sama Luar Negeri, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Joice Hutajulu, Jumat (25/12/2015).
Pengembangan kereta cepat rute Merak-Banyuwangi dilakukan secara bertahap. Fase I untuk periode 2021-2025, proyek HST menghubungkan Jakarta-Surabaya. Fase II untuk periode 2026-2030, kereta cepat dibangun dari Surabaya-Banyuwangi dan Jakarta-Merak.
Bila rencana ini terealisir, kereta cepat rute Merak-Banyuwangi bisa menjadi moda transportasi alternatif bagi warga di Pulau Jawa pada tahun 2030. “Dalam program rencana induk nasional, pembiayaan 30 persen ditanggung oleh pemerintah sementara 70 persen oleh investor,” katanya.
Ternyata, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tidak masuk ke dalam rencana induk perkeretaapian yang telah digagas sejak era Menteri perhubungan, Freddy Numberi itu.
Meski tak masuk, Joice mengaku rute atau moda kereta bisa disesuaikan sesuai kebutuhan. Untuk kasus HST Jakarta-Bandung, Joice mengaskan pembiayaan tetap ditangung 100 persen oleh swasta atau investor. “Sebenarnya bisa saja disesuaikan (rencana induk), maka pada prinsipnya kenapa BUMN yang bangun untuk kereta cepat Jakarta-Bandung,” ucap dia. (dtc/RBOnline)