SERANG – Kota Serang sebagai ibukota provinsi akan memiliki pemimpin baru periode 2019-2023. Hasil Pilkada Kota Serang 2018 menempatkan pasangan calon walikota dan wakil walikota Syafrudin-Subadri Usuludin sebagai peraih suara terbanyak.
Syafrudin mengatakan, kemenangan bersama Subadri menunjukkan bahwa pemilih Kota Serang sudah cerdas. “Saya sebagai birokrat yang meniti karir dari staf, lurah, camat, dan kepala dinas dua kali. Karir yang tidak gampang, artinya dengan karir ini masyarakat menilai dan masyarakat sudah pintar memilih yang benar-benar dengan keinginan hati mereka,” kata Syafrudin saat menjadi narasumber program Perspektif di Studio 1 BantenrayaTV, Graha Pena Radar Banten, Kota Serang, Jumat (6/7).
Latar belakang birokrat menjadi modal untuk melanjutkan estafet kepemimpinan lima tahun ke depan. Ia mengaku, mengetahui setiap langkah yang akan diperbuat selama memimpin Kota Serang. “Teknik dan strategi untuk memajukan kota, saya sudah kantongi 80 persen,” ujar Syafrudin yang diusung PPP, PKS, PAN, dan Hanura itu.
Meski APBD 2019 diketok oleh walikota sebelumnya, Syafrudin mengatakan, tidak kesulitan beradaptasi. Ia juga tidak perlu membentuk tim khusus sinkronisasi seperti yang dilakukan DKI Jakata. Cukup menggunakan relasi sebagai birokrat untuk memberi surat pertimbangan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kota Serang.
“Artinya, kami bisa menitipkan secara tertulis program 2019 harus sesuai dengan visi misi kami,” ujarnya.
Pada 100 hari kerjanya, Syafrudin mengatakan, akan melakukan reformasi birokrasi. Tidak menutup kemungkinan akan melakukan perombakan pejabat. “Betul itu (perombakan-red), kita tempatkan birokrasi sesuai dengan basic-nya. Jangan sampai bidan ditempatkan di pertanian, sarjana pertanian di lingkungan hidup. Mudah-mudahan reformasi birokrasi menjadi kunci keberhasilan Kota Serang,” katanya.
Menurutnya, pendekatan pembangunan harus partisipatif. Semua pihak harus ikut bekerja. “Ini kenapa reformasi birokrasi penting, karena saya lihat dan tahu persis perjalanan birokrasi Kota Serang. Ini langkah awal di 100 hari kerja dan ini tidak memerlukan biaya besar,” sambung Syafrudin.
Ia mengaku sudah melakukan kajian sementara. Kajian itu akan diperkuat sesuai kebutuhan kerja. Terutama, terkait masalah pelayanan publik seperti kesehatan, pendidikan, kependudukan, dan perizinan. Selain itu, Syafrudin juga menyoroti masalah kemacetan dan kebersihan lingkungan.
Di tempat yang sama, akademisi Untirta Ail Muldi mengatakan, latar belakang birokrat menjadi modal masa transisi kepemimpinan Syafrudin-Subadri. Namun, ada tiga hal penting yang harus dilakukan selama selang waktu menunggu pelantikan. Yakni, pengembangan dan internalisasi visi misi, analisa pemetaan APBD 2019, serta pemetaan sumber daya manusia (SDM).
“Pada kampanye mereka tidak hanya menawarkan visi misi, tapi melihat langsung realitas di lapangan sehingga bisa diterjemahkan atau diinternalisasikan ke dalam agenda pembangunan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2023,” kata Ail.
Pemetaan APBD, lanjutnya, terkait rencana pembangunan yang relevan dengan visi misi. Sebab, mereka memimpin dengan kondisi APBD 2019 yang sudah diputuskan. “Pemetaan ini untuk menyelaraskan janji pada masa 100 hari kerja. Program mana yang bisa diselaraskan di visi misi,” katanya.
Sedangkan pemetaan SDM terkait dengan kompetensi aparatur pembantunya. “Sebagus apa pun visi misi dan RPJMD yang dibangun, kalau kompetensi SDM-nya tidak maksimal atau tidak mau menerjemahkan visi misi, jadinya kurang efektif,” kata peneliti Paradigma itu.
Kata Ail, Kota Serang sebagai ibukota menjadi episentrum pembangunan Banten. Apalagi, ada tantangan berat yang merujuk indikator kinerja Kota Serang hanya sebesar 49 persen.
Menurutnya, penyusunan RPJMD Kota Serang dengan pendekatan teknokratik sudah dilakukan periode sebelumnya. Ke depan, harus memperkuat pendekatan partisipatif berdasarkan aspirasi masyarakat. “Ini agar momentum pilkada tidak hanya menjadi selebrasi pasangan calon terpilih, tapi aspirasi masyarakat yang harus masuk RPJMD ke depan,” ujarnya.
Berdasarkan rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara tingkat KPU Kota Serang di Hotel Le Dian Hotel pada Kamis (5/7), Syafrudin-Subadri meraih suara tertinggi 108.988 suara atau 38,75 persen. Disusul Vera Nurlaela-Nurhasan 90.104 suara atau 32,03 persen. Sedangkan paslon nomor urut dua Samsul Hidayat-Rohman 82.144 suara atau 29,2 persen. Jumlah suara sah secara keseluruhan, yakni 281.236 suara dan tidak sah 13.623 suara. Dengan demikian, jumlah suara sah dan tidak sah sebanyak 294.859 suara.
Jika tidak ada gugatan, Syafrudin-Subadri akan ditetapkan sebagai pemenang Pilkada Kota Serang pada 26 Juli. Lalu, dilantik sebagai walikota dan wakil walikota Serang Desember mendatang. (Supriyono/RBG)