Oleh : DR. KH. Encep Safrudin Muhyi MM., M.Sc, Pimpinan Pondok Pesantren Fathul Adzmi
Membumikan Al-Qur’an
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) berperan untuk mengembangkan pemahaman dan membumikan Al Quran di tengah masyarakat, terutama bagi umat Islam. Dan ajang tersebut memiliki dimensi yang luas sehingga bisa berperan untuk lintas sektor. MTQ ini bukan hanya keagamaan tapi juga politik, ekonomi, sosial, peradaban. MTQ ini juga untuk menjaga Al Quran, ayat keilmuan maupun nilai seninya.
Pada dasarnya MTQ merupakan momentum untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan isi kandungan Al-Qur’an, terutama menjadikan salah satu alat penangkal dampak negatif berbagai kemajuan yang tidak sesuai dengan isi kandungan Al-Qur’an dan sebagai dasar pijak bagi masyarakat muslim.
Penyelenggaraan event musabaqah merupakan salah satu tradisi kebudayaan umat Islam Indonesia. Selain sebagai ajang kompetisi dan syiar Islam. Gelaran MTQ selalu mendapat perhatian dari publik. Sebab, mereka (peserta MTQ) membaca, menghafal, dan menyiarkan Al-Qur’an ke masyarakat. Momentum MTQ seharusnya diaplikasikan dan diamalkan apa yang menjadi ajaran perintah serta tujuan yang ada dalam Al- Qur’an yaitu hidup saling menghargai walau berbeda keyakinan.
Kegiatan MTQ bukan hanya rutinitas belaka akan tetapi merupakan salah satu upaya dalam memupuk rasa cinta Al-Qur’an dan ukhuwah islamiyah antara seluruh elemen masyarakat. Hal ini dilakukan untuk memberi motivasi pada para peserta MTQ khususnya dan masyarakat umumnya, untuk mencintai, mempelajari, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai atau kandungan Al-Qur’an.
Bukan Seremonial Belaka
Kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) bukanlah sebuah event pemborosan atau terkesan hura-hura. Kegiatan yang rutin dilaksanakan, justru sangat bermanfaat bagi pengembangan serta syiar Islam sebagai agama rahmatan lil alamin. MTQ sejatinya diharapkan dapat mendorong umat Islam mempelajari Al-Quran, termasuk memahami dan melaksanakan nilai-nilai keutamaan yang dikandungnya. Penyelenggaraannya sudah demikian dekat dengan umat.
MTQ bukanlah hura-hura dan bukan seremonial belaka Dalam pelaksanaannya, akan tetapi mengandung dua unsur yakni kesemarakan dan pendalaman agama.Kesemarakan MTQ mempunyai makna positif. Karena umat akan berbondong-bondong menghadiri dan menyimak kalam-kalam Ilahi. MTQ merupakan kegiatan monumental yang syarat dengan makna, serta akan memberikan dampak yang sangat positif, mulai dari diri pribadi, dan selanjutnya berimplikasi pula terhadap lingkungan dimana kita beraktivitas.
MTQ pun dapat menjadi sarana untuk memotivasi diri dalam men-tadabburi Al-Qur’an, menjadikannya sebagai landasan nilai dalam bekerja, dan memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan pembangunan. Pelaksanaan MTQ agar tidak larut dalam seremonial di tengah pergeseran moral yang dirasakan di seluruh dimensi kehidupan. Itu spirit Al-Qur’an yang harus menjadi pegangan utama.
Sebab Al Qur’an diturunkan oleh Allah SWT sebagai jalan dan dihadirkan dalam kehidupan manusia untuk keluar dari kegelapan menuju kemajuan penuh hikmah. Dalam Alquran tercantum pesan Illahi untuk menyatukan umat dari perpecahan. Namun dalam tataran empiris, memerlukan implementasi yang baik.
Dengan demikian bahwa MTQ merupakan agenda yang harus dilaksanakan secara kontinu dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan masyarakat. MTQ pun dapat meningkatkan ukhuwah islamiyah sekaligus untuk Menggali potensi qori dan qoriah sehingga diharapkan mampu membawa prestasi yang lebih baik. Dalam pelaksanaan MTQ Dewan hakim untuk memberikan penilaian yang objektif dan mengedepankan kejujuran MTQ berkualitas. Semua peserta MTQ dapat berkompetisi dengan mengedepankan persatuan dan berlomba dalam kebaikan.
Pelaksanaan MTQ bukan hanya menguji kemahiran membaca Al-Qur’an tetapi yang lebih penting bagaimana meresapi nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. MTQ bukan hanya menguji keterampilan baca Al-Qur’an, tetapi juga menilai sejauh mana kita mampu meresapi dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. Dan MTQ bukan hanya seremonial belaka.
Wallahu A’lam.
DR. KH. Encep Safrudin Muhyi MM., M.Sc, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Serang, Penulis Buku Islam Dalam Transformasi Kehidupan & Buku Kepemimpinan Pendidikan Transformasional.