SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmirgasi (Disnakertrans) Banten, Septo Kalnadi, mengaku khawatir dengan kondisi para pemuda asal Banten yang saat ini menjadi operator judi online (Judol) di Kamboja dan Vietnam.
Sebab, berdasarkan informasi yang diterima Disnakertrans Banten dari laporan diplomatik kedua negara itu, para operator judol ilegal mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari bos mereka.
Bahkan, jika mereka tak mencapai target akan dianiaya.
“Yang miris itu ketika kita terima nota diplomatik (manusianya) udah dalam peti,” katanya saat ditemui di Pendopo Gubernur Banten, Senin, 28 Oktober 2024.
Dikatakannya, para pemuda itu diduga menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal. Sebab, Disnakertrans Banten tidak mendapatkan laporan dari keberangkatan para pemuda ini.
Ia menuturkan, terdapat daerah yang rawan dijadikan target agen TKI ilegal seperti Kecamatan Tirtayasa dan Pontang di Kabupaten Serang. Kemudian, daerah Tangerang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang.
“Karena mungkin tadi prosedur untuk menjadi TKI dianggap susah, padahal enggak susah prosedurnya, BP2MI selalu memfasilitasi itu, tapi biasanya yang nakal ini adalah agennya, agennya enggak mau pusing ngurusin syarat-syaratnya itu,” jelasnya.
Septo mengaku, pihaknya sudah beberapa kali melakukan sosialisasi kepada Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan kepala desa terkait risiko menjadi TKI Ilegal.
Pihaknya juga meminta kepada pihak terkait untuk mengantisipasi keberangkatan TKI ke wilayah tersebut, termasuk ke Timur Tengah.
“Salah satu syaratnya itu rekomendasi (menjadi TKI) dari kepala desa, kita udah ngobrol dengan kepala desa untuk tidak memberikan rekomendasi itu,” ucapnya.
“Tapi ternyata dengan lingkungan tertentu ada saja kepala desa yang memberikan rekomendasi. Misal di wilayah pelosok-pelosok,” sambungnya.
Editor: Agus Priwandono