SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Komisi Nasional (Komnas) Perempuan Indonesia mencatat terdapat 10 ribu lebih perempuan di Provinsi Banten mengalami kekerasan berbasis gender pada tahun 2023.
Hal itu diungkapkan oleh Komisioner Komnas Perempuan, Badrul Fuad. Ia mengatakan, pada tahun 2023 lalu pihaknya mendapati 10.532 laporan kekerasan gender terhadap perempuan di Tanah Jawara.
Jumlah ini sangat tinggi, bahkan Banten menduduki posisi ketujuh dengan tingkat kekerasan tertinggi se Indonesia setelah Sulawesi Selatan.
“Sangat memprihatinkan karena Banten yang lokasinya dekat dengan Jakarta ini masih tinggi angka kekerasan terhadap perempuan,” kata Badrul Fuad di Serang, Selasa 19 November 2024 malam.
Fuad menjelaskan, Kekerasan gender terhadap perempuan adalah kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan karena jenis kelaminnya, atau tindakan yang memengaruhi perempuan secara tidak proporsional.
“Kekerasan ini dapat berupa ancaman kekerasan, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pemaksaan, perampasan kebebasan secara sewenang-wenang yang dapat menimbulkan kerugian baik itu fisik, seksual, psikologis, atau ekonom perempuan,” jelasnya.
Menurutnya, tingginya angka kekerasan gender terhadap perempuan ini tidak boleh lagi dibiarkan sebab akan mempengaruhi tatanan di masyarakat. Untuk itu, pihaknya melakukan kampanye Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKtP) selama 16 hari di Banten.
Kampanye yang akan berakhir pada 10 Desember 2024 tersebut dilakukan pada pemangku kepentingan serta lembaga pendidikan yang ada di Provinsi Banten. Pihaknya pun dalam waktu dekat ini akan melakukan audiensi dengan Ketua DPRD Banten dan Pj Gubernur Banten guna membahas tingginya kasus tersebut.
“Kami ingin pemangku kebijakan di daerah dapat memberikan perhatian yang serius terkait dengan hal ini, mulai dari pencegahan, penanganan hingga pemulihan korban kekerasan terhadap perempuan,” pungkasnya.
Reporter: Yusuf Permana
Editor: Aditya