SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten mengajak semua pihak untuk mengembangkan kawasan Banten Selatan.
Berdasarkan data yang dimiliki BI, saat ini motor pertumbuhan ekonomi Banten masih sangat bergantung pada sektor industri pengolahan yang padat modal dan sektor perdagangan besar dan eceran.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Banten, Ameriza M Moesa, mengatakan, hal ini tentunya dapat dipahami seiring posisi strategis Banten di ujung Barat pulau Jawa dan berdekatan dengan DKI Jakarta yang menarik minat korporasi untuk berinvestasi di bidang manufaktur seperti petrokimia, besi baja, farmasi, TPT dan alas kaki.
Namun, seiring berjalannya waktu dan munculnya disrupsi global seperti konflik geopolitik, ketidakpastian ekonomi dan keuangan global, fluktuasi harga komoditas global, telah berpengaruh terhadap kinerja industri manufaktur di Banten seiring melemahnya permintaan ekspor dan domestik Industri serta adanya gangguan supply chain industri.
“Hal ini tentunya dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi Banten seiring cukup tingginya kontribusi sektor Industri terhadap PDRB Provinsi Banten,” ujar Ameriza pada Forum Ekonomi Banten Tahun 2024 dengan tema “Revitalisasi Ekonomi Banten melalui Pengembangan Wilayah Selatan” di Hotel Aston Serang, Kamis, 5 Desember 2024.
Berdasarkan letak geografisnya, ia mengatakan, pembentuk perekonomian Banten sebagian besar berasal dari Banten daerah Utara atau sekira 91,49 persen yang memiliki kawasan industri padat modal, serta kawasan perdagangan dan perumahan.
Sementara kawasan Banten Selatan, yakni Kabupaten Lebak dan Pandeglang, hanya menyumbang kontribusi kepada pembentukan perekonomian Provinsi Banten sebesar 8,51 persen.
Berdasarkan data BKPM pada tahun 2023, Ameriza mengungkapkan, investasi yang masuk ke daerah Banten Selatan hanya sebesar Rp 1,23 triliun atau hanya sebesar 2,33 persen dari total investasi yang masuk di Banten.
Hal ini menjadi cerminan bahwa masih minimnya pembangunan terutama infrastruktur yang ada di daerah Banten Selatan.
Padahal, ia mengatakan, Banten Selatan menyimpan potensi yang besar, diberkahi alam dan bentang alam yang luas meliputi 63,88 persen dari total luas wilayah Provinsi Banten.
“Untuk itu, kami melihat urgensi untuk menggali potensi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang dapat menopang PDRB Banten. Sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dengan pemerataan perekonomian, yang dapat menyerap tenaga kerja lebih besar di Banten. Kami melihat bahwa secara spasial, wilayah Banten Selatan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Banten,” ujarnya.
Untuk itu, ia mengajak stakeholder yang ada di Banten untuk sama-sama mengembangkan ekonomi di kawasan Banten bagian Selatan.
Salah satu upaya yang dilakukan BI Banten adalah mengumpulkan stakeholder untuk mewujudkan rencana tersebut serta menggelar Talkshow Diskusi Ekonomi Akhir Tahun dengan tema “Revitalisasi Ekonomi Banten melalui Pengembangan Wilayah Selatan”.
Pada Forum Ekonomi Banten Tahun 2024 itu, hadir juga Pj Gubernur Banten, Al Muktabar; Kepala DPMPTSP Provinsi Banten, Virgojanti; Kepala Bappeda Provinsi Banten, Mahdani; Ketua Apindo Banten, Yakub F Ismail; serta ISEI Banten, Akhmadi.
“Kalau dari data, ada indikator terjadi ketimpangan mulai pendapatan per kapita kemudian sisi pertumbuhan, tingkat kemiskinan, dan pengangguran,” ujar Ameriza.
Kata dia, daerah Selatan harus ada keberpihakan dan tidak bisa dilepas seperti utara.
“Kalau Utara itu sudah bisa autopilot, mereka melakukan pertumbuhan ekonomi tanpa harus dibimbing, tapi Selatan itu harus ada keberpihakan dari pemerintah antara lain dengan kebijakan khusus. Di antaranya membuka akses ke wilayah Selatan. Dan ini bisa membuka potensi yang besar,” terangnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, mengatakan, saat ini pihaknya terus mendorong wilayah Selatan untuk tumbuh secara maksimal. Di antaranya, dengan memperkuat infrastruktur dan mendorong faktor produksi.
“Di sana terdapat kawasan ekonomi khusus dan juga jalan Tol Serang-Panimbang sebagai penguat infrastruktur. Kita ingin arah itu untuk mendukung agro atau ketahanan pangan seperti yang menjadi visi misi Presiden dan Wakil Presiden, kita sangat memungkinkan mengambil peran itu dan berarti akan menjadi nilai tambah bagi tata ekonomi masyarakat,” imbuhnya.
Kepala DPMPTSP Provinsi Banten, Virgojanti, mengatakan, dengan adanya proyek strategis nasional dan aksestabilitas jalan tol, maka investor dapat menjadikan Banten Selatan sebagai salah satu kawasan untuk berinvestasi.
“Pusat pertumbuhan ekonomi baru juga kita siapkan di sana, kawasan industri dan sebagai sesuai fungsi wilayahnya,” tutur Virgojanti.
Editor: Agus Priwandono