SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Bencana banjir yang terjadi beberapa hari terakhir ini tidak hanya merendam rumah warga, namun juga sawah-sawah milik para petani di Banten.
Sedikitnya, ada 7.882,4 hektare sawah di Provinsi Banten terendam banjir akibat tingginya curah hujan.
Ribuan hektare sawah ini tersebar di wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kota Serang.
Ribuan hektare sawah itu baru ditanami padi, sehingga terancam puso. Petani bisa merugi hingga miliaran rupiah jika terjadi gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Banten Agus M Tauchid menyebut, kerusakan tanaman padi akibat banjir di Provinsi Banten pada awal Desember 2024 itu, paling tinggi terjadi di Kabupaten Pandeglang seluas 7.167,5 hektare.
Kemudian, Kabupaten Serang seluas 448 hektare, Kabupaten Lebak seluas 246,9 hektare, dan di Kota Serang seluas 20 hektare.
“Saat ini tim sudah diturunkan ke lapangan guna melakukan verifikasi terhadap sawah-sawah terdampak bencana,” kata Agus Tauchid, Rabu, 11 Desember 2024.
Kerusakan tanaman padi akibat banjir juga terjadi di area persemaian seluas 666.300 meter persegi.
Banjir di area persemaian terluas terjadi di Kabupaten Pandeglang 640.500 meter persegi yang terjadi di Kecamatan Panimbang, Saketi, Sobang, Sindangresmi, Bojong, dan Pagelaran.
Lalu, di Kabupaten Serang seluas 15.800 meter persegi, terjadi di Kecamatan Jawilan, Pontang, Cikeusal, dan Tirtayasa.
Di Kabupaten Lebak, seluas 5.000 meter persegi di Kecamatan Kalanganyar dan 5.000 meter persegi di Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
“Meski begitu, kita belum mendapatkan laporan adanya puso yang menyebabkan gagal panen maupun tanam,” jelasnya.
Koordinator Tanaman Pangan pada Distan Banten, Dadan Firdaus Setya Permana, menambahkan, puso terjadi jika tanaman padi sudah tidak lagi dapat diselamatkan.
“Kalau banjir sehari dua hari itu masih bisa diselamatkan, tapi kalau tidak bisa diselamatkan atau sampai tanamannya mati, itu baru puso,” imbuhnya.
Editor: Agus Priwandono