PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Capaian pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Kabupaten Pandeglang masih tergolong rendah terhitung hingga saat ini. Program ini merupakan upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini penyakit.
Berdasarkan laporan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang mencatat capaian pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) hingga saat ini baru mencapai sekitar 10 ribu peserta dari total lebih dari 1,4 juta penduduk.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinkes Pandeglang, Samsudin, mengungkapkan program CKG mulai dilaksanakan secara serentak pada 1 Agustus 2025 di seluruh puskesmas di Pandeglang. Program tersebut menyasar seluruh lapisan masyarakat, termasuk pelajar dari jenjang TK hingga SMA.
“Sejak launching di awal Agustus, kegiatan CKG sudah berjalan di seluruh puskesmas. Untuk anak sekolah, pelaksanaan dilakukan bertahap karena jumlah sekolah di Pandeglang mencapai sekitar 1.600 sekolah, mulai dari TK sampai SMA,” ungkap Samsudin, Senin 13 Oktober 2025.
Menurut Samsudin, pelaksanaan secara bertahap dilakukan karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan bahan habis pakai (BNHP) yang tersedia di lapangan.
“Kita tidak bisa melaksanakan serentak di semua sekolah karena keterbatasan tenaga dan peralatan. Maka, pelaksanaannya dilakukan bergantian, misalnya bulan ini untuk SMA, bulan depan SMP, dan seterusnya,” jelasnya.
Samsudin mengatakan, hingga minggu pertama Oktober, pelaksanaan CKG di kalangan pelajar telah menjaring 10 ribu anak sekolah. Namun angka tersebut baru sebagian kecil dari target keseluruhan.
“Capaian kita baru di angka 10 ribuan anak sekolah. Untuk masyarakat umum, jumlahnya masih sangat kecil karena kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan masih rendah,” katanya.
Kata Samsudin, sebagian masyarakat masih ragu untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis karena takut jika diketahui memiliki penyakit tertentu.
“Banyak masyarakat yang enggan memeriksakan diri karena khawatir ditemukan penyakit. Padahal, tujuan program ini adalah untuk deteksi dini agar bisa segera ditangani,” ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan terhadap para pelajar, Dinkes Pandeglang menemukan adanya penyakit tidak menular yang mulai menyerang anak-anak, seperti diabetes melitus (DM) tipe 2 dan hipertensi.
“Sekarang penyakit seperti DM dan hipertensi tidak hanya menyerang orang dewasa. Anak-anak pun mulai terdeteksi mengalami penyakit tersebut akibat pola makan yang tidak sehat dan konsumsi jajanan tinggi gula,” imbuhnya.
Selain itu, pelaksanaan CKG juga difokuskan pada penjaringan penyakit menular, khususnya tuberkulosis (TBC). Namun, hingga saat ini kasus TBC pada anak sekolah masih jarang ditemukan.
“Untuk penyakit menular, kita baru melakukan screening TBC. Hasilnya masih relatif rendah karena daya tahan tubuh anak-anak masih cukup baik,” tuturnya.
Sebagai langkah antisipasi dan tindak lanjut, Dinkes terus mendorong masyarakat, terutama pelajar, untuk memanfaatkan fasilitas pemeriksaan gratis yang telah disediakan pemerintah daerah.
“Kami terus memberikan edukasi di puskesmas agar masyarakat memanfaatkan layanan ini. Anak-anak sekolah juga diimbau menyampaikan informasi kepada orang tuanya supaya ikut cek kesehatan gratis. Karena sekarang, setiap warga berhak mendapat pemeriksaan kesehatan minimal satu kali dalam setahun,” terangnya.
Editor: Abdul Rozak











