SERANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten merilis data sementara dampak bencana gempa. Selain menyebabkan 355 bangunan rusak, gempa juga mengakibatkan lima orang warga Banten meninggal dunia.
Plt Kepala BPBD Banten E Kusmayadi mengatakan, korban jiwa tercatat sebanyak lima orang, tetapi bukan terdampak langsung bencana gempa, melainkan sakit dan kelelahan.
“Dua orang meninggal di Kabupaten Pandeglang dan tiga orang warga Kabupaten Lebak,” kata Kusmayadi saat dikonfirmasi Radar Banten, Minggu (4/8) pagi.
Ia melanjutkan, lima warga yang meninggal ialah, Rasinah (Kecamatan Cigemblong, Lebak), Dul Salam (Kecamatan Bayah, Lebak), Icah (Kecamatan Wanasalam, Lebak, Sain (Kecamatan Sumur, Pandeglang), dan Ishak (Kecamatan Cimanggu, Pandeglang). “Dua orang terkena serangan jantung, tiga orang kelelahan saat evakuasi,” ujarnya.
Selain korban jiwa, lanjut Kusmayadi, gempa telah menyebabkan ratusan rumah, musala, masjid, dan sekolah rusak parah di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Serang. “Ada 355 bangunan yang rusak akibat gempa, mayoritas di Kabupaten Pandeglang,” tuturnya.
Berdasarkan data sementara BPBD Banten pada Minggu (4/8) hingga pukul 10.00 WIB, bangunan yang rusak ringan hingga berat di Kabupaten Pandeglang mencapai 290 bangunan di 22 kecamatan. Di Kabupaten Lebak sebanyak 55 bangunan di 19 kecamatan dan di Kabupaten Serang sepuluh bangunan di lima kecamatan.
“Ini data sementara sampai Minggu pagi. Tim terpadu terdiri BPBD Banten, Dinsos Banten, BPBD Pandeglang, dan Dinsos Pandeglang hari ini (kemarin) juga melakukan asesmen dampak bencana gempa di Kabupaten Pandeglang,” tambah Kusmayadi.
Sebelumnya, Gubernur Banten Wahidin Halim meminta masyarakat Banten untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh hoax pasca gempa. “Tetap waspada walaupun peringatan tsunami telah diakhiri BMKG,” kata Wahidin. (den/air/ira)