Meski mendapatkan predikat tingkat pendidikan paling rendah, namun ternyata Kampung Koja, Desa Cikuya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang. menyimpan objek wisata tersembunyi. Puluhan tebing dengan lereng sawah memberikan kesan desa terpencil tersebut layaknya negeri dongeng.
Rendi (14) mulai mengoper gigi sepeda motornya ke angka satu. Tanjakan menuju Kampung Koja setelah hujan membuat ia harus lihai mengendalikan kendaraannya. Tiba di lereng yang menjadi area persawahan.
Remaja yang masih duduk di kelas XI SMP Cisoka itu menuju tebing yang mudah dijangkau. “Cocok banget buat selfie kang, tempatnya unik banyak tebing curam,” jelasnya.
Terik matahari sore belum kelihatan, namun langit sudah lumayan terang karena sebenarnya matahari sudah terbit di balik bukit. Rendi pun menyiapkan kamera smartphone miliknya untuk mencari angle di antara tebingtebing curam.
”Saya cari tebing paling tinggi biar kelihatan semua,” katanya.
Alasannya ia memilih tebing paling tinggi adalah, itu posisi yang paling aman yang tidak akan dilalui oleh orang-orang. Di sana-sini orang-orang sibuk foto panorama dan ber-selfie ria. Pengunjung datang dan pergi, cukup ramai namun tidak terlalu padat sampai tidak bisa bergerak. Mereka pun dengan sopan antre untuk bergantian foto di spot-spot keren.
”Kalau ngabuburit di sini, paling bagus karena ada sunsetnya,” jelasnya.
Perlu diperhatikan bahwa kondisi tanah di sana berupa tanah kering berpasir yang cukup licin bila dipijak. Karena itu, Rendi perlu berhati-hati jika ingin berfoto di batu-batu yang posisinya cukup berbahaya di ujung tebing.
”Tapi sebenernya nggak ngeringeri amat kok, banyak juga yang foto-foto di sana,” ujar Rendi menunjukkan tebing yang di bawahnya terbentuk danau berwarna hijau.
Rendi mengatakan, hal yang membuat tebing Kampungkoja ini ramai didatangi memang karena pemandangannya yang kece. Pepohonan tanaman perdu terhampar luas lebih dari 180 derajat.
Semak-semak belukar menghiasi bukitbukit kapur tersebut. ”Yang bikin tambah keren adalah saat ada kabut saat pagi hari. Tapi kalau siang hari panas banget,” katanya.
Pada pagi hari, gerakan kabut yang melayang-layang meluncur di sela-sela pepohonan kemudian menghilang ditelan terangnya langit. ”Jarang-jarang kan di Tangerang bisa menikmati kabut. Apalagi kalau matahari menembus kabut, indahnya tak terlukiskan dengan kata-kata deh,” ujarnya.
Kampung Koja adalah sebuah dusun kecil di Desa Cikuya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang. Tebing-tebing kapur yang terbentuk merupakan hasil dari galian pasir puluhan tahun yang lalu. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari Ibu Kota Tigaraksa.
Mayoritas penduduknya di sini masih banyak yang lulusan SD. Berdasarkan laporan Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Kota Tangsel rata-rata penduduk yang lulusan SMA hanya bisa dihitung dengan jari. Mereka bekerja sebagai petani dan penggali tambang pasir.
Selama berpuluh tahun, bukit-bukit itu digali oleh para penambang. Hasilnya, menjadi puluhan bukit-bukit indah yang sangat eksotis. Untuk mencapai ke sana, anda dapat berjalan kaki atau pun menggunakan sepeda motor.
Kepala Desa Cikuya Junaidi mengatakan, berita tebing ini moncer setelah beredar di media sosial. Beberapa warga juga kecipratan rezeki dengan semakin tenarnya lokasi ini. Warga berinisiatif membuat karcis bagi mereka yang masuk daerah ini. Kini daerah tersebut, menjadi destinasi favorit fotografer mencari spot indah. Tak jarang para pasangan muda yang ingin menikah menggunakan daerah ini sebagai tempat foto pre-wedding.
”Mudah-mudahan warga kampung sekitar merasa terbantu dengan adanya wisata baru di daerah kami. Hal penting yang perlu diingat adalah pengunjung diharapkan tetap menjaga kebersihan,” tandasnya. (Togar Harahap/RBG)