SERANG, RADARBANTEN. CO.ID – Berdasarkan data dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten per 1 Juli 2023, jumlah jemaah haji asal Banten yang wafat sebanyak delapan orang.
Jemaah haji yang wafat yaitu Mukson Arafik Rakup (63), kloter 10 asal Kota Tangerang Selatan, meninggal dunia akibat penyakit respiratory diseases ; Enoh
Aja Raiman (58), kloter 23 asal Kabupaten Tangerang meninggal dunia akibat cardiovascular diseases; Kusen Jasrim Sali (75), kloter 37 asal Kabupaten Pandeglang, meninggal dunia akibat respiratory diseases; Eni Jahar Asim (59), kloter 44 asal Kabupaten Lebak, meninggal dunia
akibat cardiovascular diseases.
Kemudian Deni Lesmana (48), kloter 44 asal Kabupaten Lebak, meninggal dunia akibat cardiogenic shock; Patimah Janasa Jahadi (74), kloter 45 asal Kabupaten Pandeglang, meninggal dunia akibat septic shock; Hamdani Nisan Bungkel (74), asal Kloter 10 Kota Tangerang Selatan; dan terakhir Asti Wasik Jakiman (69), kloter 51 asal Kabupaten Lebak, meninggal dunia akibat respiratory diseases.
Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Banten Nanang Fatchurochman yang berada di Tanah Suci Makkah melaporkan, jemaah haji yang meninggal dunia dimakamkan di pemakaman Baqi, Sharae, dan Al-Sharayie, Makkah.
“Dari data jemaah yang wafat disebabkan penyakit jantung,
syok kardiogenik,” katanya, Minggu, 2 Juli 2023.
Menurutnya, jemaah meninggal bisa jadi karena kelelahan. Karena itu Nanang mengimbau kepada jemaah haji untuk beristirahat jika kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk beraktivitas setelah menjalankan rangkaian ibadah haji.
“Ya, untuk mengurangi aktivitas berat yang memperberat kondisi penyakitnya,” ungkap Nanang
Terkait dengan menu makanan selama menjalankan ibadah haji, Nanang mengatakan, jemaah haji Indonesia mendapatkan makanan siap saji dengan beragam menu, antara lain mangut lele, rendang ayam, rendang daging, semur dan gulai ikan. Selain itu, ada juga sajian bubur kacang hijau, kacang merah, serta ketan hitam.
Kata dia, sajian menu nusantara yang dihidangkan kepada jemaah haji Indonesia disiapkan oleh Masyariq atau Muassasah. Untuk memastikan cita rasa dan kualitas makanannya, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi melakukan uji rasa makanannya (mealtest).
“Kita melakukan mealtest dengan pihak Masyariq untuk layanan konsumsi jemaah haji selama di tanah suci. Kita merasakan rasa makanan yang akan disajikan seperti apa,” katanya.
Ia mengaku, menu masakan yang diuji rasa adalah makanan siap saji. Jenis ini disiapkan agar lebih memudahkan saat pelayanan bagi jemaah haji. Apalagi, rasa makanan juga terjaga. Menu makanan siap saji ini diberikan kepada jemaah pada waktu-waktu tertentu. Seperti makan siang pada 8 Zulhijah. Ini bersamaan dengan pergerakan jemaah dari Makkah menuju Arafah.
“Untuk pendistribusian makanan dilakukan oleh Tim Masyariq. Menu lauk siap saji ini akan dipadu dengan nasi putih yang dikemas dalam kotak atau box. Jemaah haji juga akan mendapatkan buah-buahan dan air mineral,” imbuhnya.
Editor : Aas Arbi