SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Ekonomi Banten dipengaruhi geopolitik dan politik di dalam negeri. Makanya, dalam beberapa tahun ini, ekonomi Banten tumbuh melambat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, perekonomian Banten selama tiga tahun ini tumbuh melambat. Tahun 2024, perekonomian Banten tercatat 4,79 persen; tahun 2023 4,81 persen; dan tahun 2022 sebesar 5,03 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten Ameriza M Moesa mengatakan, adanya beberapa industri pengolahan yang menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi di Banten sangat berpengaruh dengan kondisi geopolitik. “Mereka mendapatkan bahan baku serta menjual hasilnya ke luar negeri,” ujar Ameriza saat Taklimat Media di salah satu rumah makan di Kota Serang, Jumat, 7 Februari 2025.
Meskipun begitu, lanjutnya, BI optimistis perekonomian Banten tahun 2025 ini akan tumbuh positif di angka paling tinggi 5,5 persen. Apalagi, banyak potensi besar yang diperkirakan dapat mendorong ekonomi Banten lebih cepat lagi di tahun 2025.
Pertama, kembalinya kapasitas normal industri pengolahan terutama industri berat yang tentunya akan mendorong ekonomi Benten lebih cepat. “Kita tahu di tahun 2024, setengah periode kemarin adalah masa maintenance. Faktor mendorong ekonomi Banten tahun 2025 adalah kebangkitan sektor kontruksi dan real estate,” terangnya.
Kata dia, hal itu sejalan dengan akan beroperasionalnya berbagai proyek strategis nasional yang ada di Banten, seperti jalan Tol Serang-Panimbang, dan juga perpanjangan jalan Tol Serang-Balaraja. “Ini tentunya akan berimplikasi pada terbukanya kawasan baru yang mendorong sektor konstruksi dan real estate,” ujar Ameriza.
Ia berharap dengan terbukanya kawasan baru, khususnya dengan adanya Jalan Tol Serang-Panimbang maka akan membangkitkan sektor pertanian dalam arti luas. “Mudah-mudahan arah pembangunan dan pengembangan ekonomi di Banten sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden,” tuturnya.
Ameriza menjelaskan, di Banten bagian selatan, ada akses terbuka yang sesuai dengan perencanaan nasional. Hal itu menjadi kesempatan bagi Banten untuk emmbangun dari lokus bagian Selatan. “Nanti di selatan itu akan tumbuh kawasan-kawasan perekonomian, baik itu industri maupun perkantoran hingga perumahan. Itu bisa jadi momentum untuk membangkitkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.
Ia berharap pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru itu didorong oleh sektor pertanian, sehingga menjadi hilirisasi pertanian berupa industri hijau yang mengolah hasil pertanian dalam arti luas. “Makanan, tanaman makanan, holtikultura, bisa juga rumput laut, perikanan, hasil kelautan, bahkan perkebunan yang merupakan potensi di bagian selatan,” tuturnya.
Editor: Abdul Rozak