SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Ada yang berbeda dari Bantuan Keuangan (b
Bankeu) Pemprov Banten untuk pemerintah desa tahun ini.
Dari alokasi Bankeu yang digulirkan Pemprov Banten sebesar Rp100 juta per desa, sebagian besar anggarannya digunakan untuk membiayai anak-anak desa yang ingin kuliah.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Banten, Berly Rizki Natakusumah, mengatakan bahwa Bankeu desa harus dimanfaatkan untuk beberapa hal yang telah ditentukan. Program yang paling signifikan adalah sarjana penggerak desa.
“Bentuk penghargaan dari pak Gubernur untuk membangun SDM yang ada di desa. Komposisi alokasi Bankeu untuk sarjana sekira 60 persen,” ungkap Berly.
Selain itu, bankeu desa itu dapat digunakan untuk memenuhi enam standar pelayanan minimum di posyandu dan penanaman holtikultura yang menunjang ketahanan pangan di PKK.
Bankeu itu juga dapat digunakan untuk pemeliharaan rutin dan rehab kantor desa serta program stimulan untuk penyertaan modal di badan usaha milik desa (Bumdes).
“Pak Gubernur berharap pergerakan ekonomi di desa bisa mulai terbangun dengan stimulan dari bantuan penyertaan modal,” ujarnya.
Kata dia, Bankeu desa itu direncanakan dapat mulai dicairkan bulan ini.
“Bulan ini sudah mulai bisa diajukan proposal dari desa ke Pemprov Banten,” tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Banten, Andra Soni mengatakan, selain program Sekolah Gratis di SMA, SMK, dan SKh swasta di Banten, ia ingin membuat program berkelanjutan dan berkesinambungan.
“Setelah SMA ingin kuliah, harus disadari warga miskin kita masih banyak,” ungkapnya.
Untuk itu, anggaran dana desa yang digelontorkan Pemprov Banten, salah satunya untuk membiayai kuliah anak-anak desa dari keluarga kurang mampu yang punya kemampuan dan keinginan untuk kuliah.
“Jika ada dana desa yang digunakan untuk pendidikan, lalu bagaimana pembangunan fisik di desa? Kita punya program Bang Andra, Bangun Desa Sejahtera, lokasinya sudah pasti di desa,” tegasnya.
Kata dia, program-program ini berkelanjutan, berkesinambungan, dan terkoneksi.
“Jadi satu sisi memperbaiki kualitas SDM, satu sisi kita juga ingin punya sarjana penggerak desa, satu sisi kita punya program pusat MBG, koperasi merah putih. Ini harus terkoneksi,” ujar Andra.
Editor: Agus Priwandono