PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Sebanyak 330 siswa SMP negeri di Kabupaten Pandeglang mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang digelar di salah satu hotel di wilayah Pandeglang.
Kegiatan ini menjadi ajang pelestarian bahasa daerah, sekaligus wadah bagi siswa untuk menampilkan kemampuan berbahasa daerah, Indonesia, dan Inggris.
Festival Tunas Bahasa Ibu merupakan program tahunan yang digagas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, sebagai bagian dari upaya pelestarian bahasa daerah di Indonesia.
Kasi Kurikulum SMP Disdikpora Pandeglang, Agung Kusuma Bakti, menjelaskan, kegiatan FTBI kali ini disebut FTBI III karena mencakup tiga bahasa yang dilombakan, yakni bahasa daerah (bahasa Sunda), bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
“Kegiatan ini berjenjang mulai dari tingkat rayon, kabupaten, provinsi, hingga nasional. Untuk tingkat kabupaten, ada 330 siswa yang ikut setelah melalui seleksi di enam rayon,” ungkapnya, Rabu 15 Oktober 2025.
Menurutnya, total terdapat 171 sekolah yang mendaftar sejak tahap rayon. Setelah proses seleksi, setiap rayon mengirimkan 55 siswa sehingga total peserta di tingkat kabupaten mencapai 330 siswa dari enam rayon.
Untuk dewan juri, Agung menyebut melibatkan berbagai kalangan, mulai dari akademisi, praktisi, pencinta seni, hingga guru SMA yang memiliki kompetensi di bidang bahasa dan sastra.
“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah melestarikan dan merevitalisasi bahasa daerah. Kita ingin menghidupkan kembali bahasa Sunda khas Pandeglang, bukan hanya Sunda ‘wetanan’ seperti di daerah lain,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan FTBI III ini, terdapat tiga rumpun bahasa yang dilombakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Namun, kata Agung, sebagian besar peserta lebih banyak mengikuti lomba di bidang bahasa daerah.
“Dari sebelas mata lomba, tujuh di antaranya adalah lomba bahasa daerah. Sedangkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris masing-masing dua mata lomba,” katanya.
Agung menambahkan, Pandeglang menargetkan dapat mempertahankan gelar juara umum tingkat Provinsi Banten, yang sebelumnya diraih pada dua tahun terakhir.
“Tahun lalu kita jadi juara umum di Provinsi Banten. Tahun ini tentu tantangannya lebih berat, tapi kami optimis bisa mempertahankan prestasi itu,” ucapnya.
Selain ajang kompetisi, Agung berharap FTBI juga dapat mendorong guru dan siswa untuk lebih aktif menggunakan bahasa daerah di lingkungan sekolah. Ia menilai penggunaan bahasa Sunda Pandeglang saat ini mulai berkurang di kalangan pelajar.
“Harapan kami, pengajaran bahasa daerah bisa lebih merata. Karena guru MGMP Bahasa Sunda di Pandeglang hanya tersisa 11 orang untuk membina 171 sekolah. Kami ingin semua guru, meskipun bukan guru bahasa, mau ikut mengajarkan dan mengibaskan bahasa daerah di sekolahnya,” pungkasnya.
Reporter: Moch Madani Prasetia
Editor: Agung S Pambudi











