SOSOK lelaki yang mampu menghipnotis kaum wanita itu biasanya ganteng, mapan, dan paling penting itu tajir. Kalau kriterianya sekadar baik dan perhatian sih, itu hanya bagian dari formalitas. Nah, lain hal dengan Boim (33), nama samaran.
Dengan muka pas-pasan, serta isi dompet juga recehan tak meruntuhkan tabiat Boim untuk tampil percaya diri. Bahkan, berkat kepiawaian Boim sudah banyak perempuan yang menjadi korban. Bak pesulap kawakan yang tak disangka mampu menggaet wanita cantik nan muda meski sudah duda, Boim pun demikian. Hanya bermodalkan speak najis, cukup untuk membuat semua perempuan yang pernah jadi gebetan Boim meringis. Iiihhh, najis!
Siti (25), nama samaran, salah satu contoh perempuan yang menjadi korban speak najisnya Boim. Padahal, sudah mempunyai anak dan suami. Widih. Jadi, Mbak Siti ini selingkuhan Boim?
“Ya, bisa dibilang begitu. Saya kan sudah punya suami,” katanya.
Eeaahh, malang benar tuh sang suami! Begitu juga dengan Boim yang sudah mempunyai istri dan satu anak. Namun, begitu kenal Boim yang jauh dari anak istrinya, Siti yang sudah dikaruniai satu anak juga, langsung jatuh hati setelah tertusuk panah asmara Boim. Bahkan, saking cintanya kepada Boim, Siti sampai bilang berani untuk menceraikan suami dan rela menjadi istri kedua Boim. Astaga, istigfar Mbak. Hati-hati kena ajian tuh.
“Boim itu biasa aja. Cuma, kalau sudah dekat sama dia tuh, kita ngerasa nyaman. Ngobrol juga nyambung,” bela Siti.
Meski demikian, jalinan asmara perselingkuhan antara Siti dan Boim tak berlangsung lama, hanya bertahan beberapa bulan setelah Boim menghilang tanpa jejak. Namun, dari informasi yang didapat Siti, Boim pindah kerja menyusul anak dan istrinya di daerah ibu kota Jakarta. Namun, perbuatan Boim yang tega meninggalkan dirinya tanpa alasan, tak pernah membuat Siti merasa dendam. Siti justru masih mengenang sosok Boim yang pernah berlabuh di hatinya.
“Terlalu manis untuk dilupakan,” ujar Siti. Kayak lagu Slank aja Mbak.
Banyak kenangan yang tak mungkin bisa dilupakan begitu saja selama menjalin kasih dengan Boim. Memang sosok Boim tuh bagaimana sih, terus Mbak sudah ngapain aja sampai sebegitunya?
Diceritakan Siti, dilihat secara kasatmata sebetulnya tak ada yang istimewa pada diri Boim. Tak sedikit pun tampang Boim menunjukkan cap playboy. Mukanya biasa saja. Terlebih, status Boim juga bukan pejabat atau don juan, melainkan hanya karyawan biasa.
“Bagaimana ya? Pokoknya, ke Boim itu tak kenal maka tak sayang. Kalau sudah kenal, gue yakin cewek ogah lepas,” terang Siti yakin.
Siti pertama kenal dengan Boim di sebuah kontrakan di Serang. Sebelum menjadi korban Boim, Siti juga ternyata korban suaminya, sebut saja Joko (30). Siti ditipu Joko habis-habisan dengan berlaga bak orang borjuis saat melamar Siti di kampungnya, Pandeglang. Joko dengan kendaraan roda empat dan penampilan perlente bersama orangtuanya saat melamar Siti yang dikenal sebagai kembang desa, meski Joko baru melihat Siti sekali. Betapa kaget Siti setelah menikah mengetahui bahwa Joko dan keluarganya ternyata dari berasal kalangan biasa dan tinggal di sebuah kontrakan.
“Mobil Mas Joko juga rentalan,” cetus Siti.
Nasi sudah menjadi bubur. Siti pun berusaha menerima dan mencoba menjadi istri yang baik hingga dikaruniai anak laki-laki. Cerita berbeda ketika Siti bertemu dengan Boim yang juga tinggal di dekat kontrakan. Kesan pertama biasa saja, tetapi seringnya komunikasi dengan Boim yang dikenal sebagai tokoh pemuda di daerahnya, membuat Siti nyaman dan merasa menemukan cinta sejatinya.
“Mas Boim itu jujur. Ia juga ngaku kalau sudah punya istri. Bilangnya, kalau kita sama-sama suka, ya jalani aja,” ujar Siti menirukan pernyataan Boim.
Mendengar hal itu, Siti yang memang tidak bahagia dengan rumah tangganya Terlebih, Joko hanya seorang buruh pabrik yang penghasilannya pas-pasan dan harus berbagi dengan orangtua, akhirnya menerima ajakan Boim. Di belakang Joko, Siti pun mulai menjalankan perannya bermain sandiwara dengan Boim. Padahal, Boim juga terang-terangan jika ia sering terlibat cinta terlarang dengan istri-istri orang lainnya dan tak jelas kelanjutannya selama jauh dari anak istrinya yang tinggal di Jakarta. Buset dah, tapi kok mau aja sih Mbak?
“Pokoknya, ngobrol sama Mas Boim itu nyambunglah. Enak. Ganteng sih enggak. Dia cuma punya speak najis, tapi anehnya saya suka. Soalnya, Mas Boim suka bikin saya ketawa,” akunya.
Tentunya setelah menjalin hubungan terlarang, gaya pacaran mereka pun khusus 17 tahun ke atas. Perbuatan maksiat mereka, kerap dilakukan di kontrakan Siti yang sudah pisah dari kontrakan mertuanya di saat Joko tengah bekerja. Diakui Siti, yang paling disukai dari Boim adalah orangnya tak pernah marah. Orangnya juga tak banyak bicara, tapi banyak kerja ketika bercumbu mesra. Aw aw aw, nyam-nyam.
“Mas Boim itu agresif, saya lebih agresif lagi. Pokoknya puas deh,” ujar Siti yang juga mengaku sering mencoba gaya baru dengan Boim setelah menonton begituan.
Sampai akhirnya, Siti pun meminta dijadikan istri kedua dan berniat menceraikan Joko asalkan Boim serius meminangnya. Setelah ada desakan dari Siti yang meminta dimadu setelah tiga bulan hubungan berjalan, Boim malah pergi meninggalkan Siti tanpa jejak entah ke mana dan tanpa alasan. Siti pun meringis dibuatnya.
Apa yang dialami Siti juga dialami perempuan-perempuan lainnya yang pernah diceritakan Boim. Sejak itu, Siti pun kembali ke pelukan Joko yang memang serius ingin membahagiakan Siti, meski harus hidup sederhana. “Tapi, jujur ya. Kalau ketemu Mas Boim lagi, saya lebih memilih jadi istri kedua,” tegasnya.
Jangan dong Mbak, pamali. Mending jalani saja rumah tangga dengan Mas Joko yang jelas-jelas keberadaannya dan sayang sama Mbak. (Nizar S/Radar Banten)