MENDENGAR berita istri sedang hamil muda biasanya menjadi momen istimewa bagi suami. Yang pasti, suami akan memanjakan istri yang tengah mengandung buah cinta mereka. Permintaan istri yang aneh-aneh karena tengah ngidam pun, pasti dikabulkan. Suami mana sih yang tidak bersemangat bakal memiliki anak.
Nah, yang ini beda. Suami Icih (26), nama samaran, sebut saja Idam (27) keduanya warga Lebak, tidak seperti itu. Di saat usia kehamilan memasuki tiga bulan, malah Idam yang ngidam. Mending ngidam buah-buahan, ini ngidamnya malah asik-asikan godain mantan, sebut saja Olif (27). Kondisi itu membuat Idam jarang mempedulikan Icih.
“Mas Idam jahat. Baru juga nikah tiga bulan, sudah bertingkah. Ia sering berhubungan lagi sama mantannya,” keluh Icih. Astaga, kalau mau juga, nanti saja pas sudah lahiran ya Mbak. “Jangan juga dong Mas,” sanggahnya.
Padahal, dengan usia kehamilan Icih yang masih terbilang sangat muda, merupakan masa-masanya Icih bersikap manja kepada suami. Di saat muntah-muntah karena mual, ingin ada yang memperhatikan. Begitu juga ketika Icih ingin mengunyah makanan yang aneh-aneh, ingin selalu dikabulkan oleh sang suami.
Namun, perlakuan Idam bukan layaknya suami siaga. Idam malah acuh, tak pernah mau peduli dengan Icih yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran si jabang bayi di dalam perut. Parahnya lagi, Idam malah sering bersikap kasar setiap dimintai sesuatu oleh Icih.
“Saya juga heran, kenapa Mas Idam jadi begitu. Tadinya saya enggak curiga. Pas telepon selulernya ketinggalan, baru ketahuan banyak pesan singkat mesra dengan mantannya yang itu (Olif),” terangnya.
Mengetahui hal itu, Icih geram. Namun, apa daya, dengan kondisi berbadan dua Icih hanya bisa mengelus dada. Ternyata, sikap yang ditunjukan Idam terhadap Icih ada sebabnya. Begini ceritanya!
Pernikahan mereka diawali dari hasil perjodohan orangtua. Padahal, saat itu Icih juga mengetahui kalau Idam sudah mempunyai pacar. Sementara, Idam tak bisa menolak permintaan orangtua yang sudah menjatuhkan pilihan pada Icih yang tak lain anak dari kerabat orangtua Idam. Icih sendiri tak menampik, jika menerima perjodohan itu karena kepincut dengan wajah Idam yang rupawan.
“Selain ganteng, waktu itu juga mikirnya kalau menikah sama Mas Idam masa depan cerah. Mas Idam kan dari keluarga lumayan berada,” ungkapnya. Widih, matrelistis juga. “Iya dong Mas, memang mau makan cinta,” cetusnya.
Icih semakin kesengsem dengan Idam setelah beberapa bulan perkenalan, Idam memang tipikal pria idamannya. Orangnya cool, gaul, calm, dan yang jelas mapan. Idam pun sudah bekerja di sebuah perusahaan di Serang. Lantaran itu, tak butuh lama bagi Icih untuk berpikir agar proses pernikahan dipercepat.
Pesta pernikahan pun berlangsung khidmat dan megah. Wedding singer meramaikan acara hingga sampailah pada malam pengantin mereka. Awalnya, Idam juga tidak munafik. Ia menikmati malam pertamanya dengan ugal-ugalan sehingga membuat kamar pengantin pun menjadi berantakan. Sudah kayak balapan motor liar aja. Wajar lah, wajah Icih juga tak kalah cakep, bodinya juga mantap.
“Malam pertama sih biasa aja, malah Mas Idam napsunya juga luar biasa. Coba macam-macam gaya malam itu,” umbarnya. Mmmhhh wueanakkk. Namun, setelah mengetahui Icih hamil, sikap Idam mulai berubah.
Apalagi, pas usia kandungan Icih memasuki tiga bulan, perilaku Idam semakin menjadi-jadi tak karuan. Kadang senyum-senyum sendiri melihat ponsel dan kerap mengacuhkan Icih yang jelas-jelas ada di sampingnya.
Icih benar-benar dicampakkan. Pulang kantor jadi sering telat dengan alasan lembur. Kalau ditanya kenapa, Idam malah sewot dan suka marah tidak karuan sehingga membuat Icih hanya bisa terdiam.
Puncaknya, Idam ketahuan dan mengakui terang-terangan kalau selama ini masih komunikasi dan menjalin kasih dengan mantan. Pengakuan Idam tersebut, tentu saja mengakibatkan keduanya sering terlibat percekcokan. Kondisi itu, membuat Icih kesal setengah gila.
“Kalau ingat itu, rasanya sakit Mas. Momen indah kita cuma sampai malam pertama dan sebulan setelahnya. Mas Idam bilangnya masih mencintai mantannya dan terpaksa menerima perjodohan dengan saya, itu tuh sakitnya di sini loh Mas,” kata Icih sambil menepuk dadanya yang montok. Eh maaf kok jadi ke situ fokusnya. Hehehe.
Lantaran terlalu banyak beban pikiran yang ada di benak Icih, memasuki usia kandungan empat bulan Icih merasa ada yang tidak beres pada perutnya. Icih mulai merasakan sakit. Dari kemaluannya mulai mengeluarkan darah. Melihat kondisi Icih yang merintih kesakitan, Idam mendadak panik dan kebingungan. Benar saja, setelah diperiksa ke dokter kandungan, ternyata Icih mengalami keguguran. Mendengar kabar berita itu, Idam menjadi tak tega dan ikut menangis melihat Icih yang tengah meratapi kesedihan kehilangan anak pertamanya. Belum lagi, Icih harus menjalani proses penyembuhan perutnya yang sehabis dikuret selama enam bulan ke depan.
Namun, sejak itu, sikap Idam berubah drastis. Habis gelap terbitlah terang. Petaka yang dialami Icih berbuntut bahagia. Idam yang merasa kasihan awalnya dengan Icih akhirnya memutuskan untuk melupakan mantan dan belajar mencintai Icih.
Sampai akhirnya, kini Icih dan Idam dikaruniai satu anak laki-laki yang lucu. “Alhamdulillah, Mas Idam sekarang makin sayang sama keluarga. Terutama, sama anaknya.
Enggak apa-apa kan Mas, ceritanya cuman berbagi pengalaman aja,” ucapnya. Ya nggak apa-apa Mbak, sekali-sekali dong ceritanya happy ending. Mudah-mudahan, rumah tangganya langgeng sampai tua ya, amin. (Nizar S/Radar Banten)