ISTRI mana yang tak bahagia mendapat suami setia. Bahkan, rela berkorban apa saja demi keutuhan rumah tangga.
Lain cerita dengan Ida (32), nama samaran, yang mengaku tidak bahagia memiliki suami setia seperti Imam (33), juga nama samaran. Bak kisah dalam film India Kuch Kuch Hota Hai, di mana Anjali tak mampu membuka hati untuk yang lain selain Rahul. Padahal, Rahul yang diidamkan Anjali kini sudah menyandang status suami orang.
Kisah serupa dialami Ida yang hingga kini masih enggan membuka pintu hati buat Imam, padahal jelas-jelas sudah memberikan keturunan. Semua itu, tak lain hanya gara-gara Ida tak bisa melupakan mantan, sebut saja Ilham (33) yang kini berada nan jauh di sana. Kondisi itu pun, nyaris membuat rumah tangga Ida dan Imam berantakan. Kok bisa?
“Terus terang, sampai sekarang, meski saya sudah memiliki dua anak, masih enggak bisa melupakan mantan yang itu. Suami juga tahu, makanya kita sering berantem, bahkan hampir cerai,” ungkap Ida.
Ternyata, semasa pacaran dengan Ilham sekira delapan tahun lalu, Ida terbawa perasaan lantaran banyaknya cerita yang bisa dikenang selama lima tahun pacaran. Ida jelas tak bisa meninggalkan kehidupan masa lalunya. Sampai hari ini, nama Ilham masih melekat dalam benak Ida. Hal itu disebabkan, sosok Ilham sesuai dengan kriteria yang Ida cari. Selain baik, Ilham juga soleh, sabar, serta penyayang. Meski sifat Ilham diakui Ida sedikit agak genit dengan perempuan. Nah loh, ada genitnya. Namun, Ida kagum dengan kepintaran Ilham, sifatnya juga konyol dan kocak habis, serta pintar mengambil hati orang. Ilham juga pandai dalam mengatasi segala hal, termasuk memecahkan masalah sehingga membuat orang nyaman berada di dekatnya. Baik sekadar untuk berbincang atau sekadar curhat.
“Pokoknya, sosok Ilham sempurna deh. Dia selalu ngerti situasi, mau kita lagi marah atau kesal, seketika bisa berubah jadi ceria. Itu lah hebatnya Ilham,” terang Ida bangga.
Berbeda dengan Imam, suaminya. Meskipun tipikal suami setia, Imam dinilai Ida banyak kekurangan. Sifatnya sedikit temperamental, gampang tersinggung, dan terlalu serius. Terlebih, Imam bukan pria pilihannya untuk dijadikan pasangan hidup. Imam adalah pilihan orangtua karena tak tega melihat Ida terus dirundung duka setelah patah hati akibat ditinggalkan Ilham yang pergi tanpa pesan. Wah wah wah, punya pacar lagi kali Mbak.
“Mana saya tahu Mas. Punya pacar lagi juga saya rela,” jawabnya. Astaga Mbak, segitunya.
Ida pun kemudian terpaksa menerima cinta Imam dan menjadikannya pacar. Maksud hati Ida tadinya hanya sebatas pelarian untuk menghilangkan rasa kehilangan dan sakit hatinya. “Padahal, saya sudah bilang kalau cinta saya hanya untuk Ilham. Tapi, Mas Imam ngotot,” ujarnya.
Imam saat itu menjanjikan dan meyakini dengan kehadirannya bisa membuat Ida bisa melupakan Ilham. Lantaran itu, Ida memberikannya kesempatan untuk berlabuh di hatinya. Apalagi, Ilham juga sudah tidak terdengar lagi beritanya. Namun, Ida ingat dengan kata-kata Ilham di pertemuan terakhir sebelum menghilang.
Memang kedengarannya agak janggal. Pengakuan Ilham saat itu, sosok Ida terlalu baik sehingga tidak cocok untuk sekadar dijadikan pacar, melainkan langsung dijadikan istri. Dengan alasan takut jenuh jika hubungan terus berlanjut, sementara kehidupan Ilham belum mapan, Ilham menyarankan ida untuk mencari pacar baru. Begitu pula sebaliknya, Ida pun harus mempersilakan Ilham pacaran dengan perempuan lain.
Pernyataan Ilham yang disampaikan Ida begini! ‘Kamu kalau mau pacaran lagi dengan yang lain, ya pacaran saja. Sebaliknya, kamu juga jangan melarang saya pacaran. Tapi, hubungan kita tetap jalan. Di mana kita butuh, kita harus selalu ada biar enggak jenuh’. Maksud Ilham, agar hubungan keduanya ada kebebasan dan tidak merasa terkekang satu sama lain dengan alasan untuk menghilangkan titik jenuh dari suatu hubungan.
“Ilham janji, kalau sudah waktunya menikah, pasti datang lagi ke saya. Waktu itu saya percaya saja, namanya juga masih masa-masa kuliah,” terangnya. Waduh, itu sih bukan memberikan kebebasan pacaran, tapi triknya playboy sejati tuh biar bisa raba-raba yang lainnya. “Tapi, benaran Mas, Ilham enggak pernah macam-macam kok. Selama pacaran kita cuman kiss-kiss-an doang, enggak lebih. Agresif, tapi Ilham bisa jaga kehormatan,” ujarnya. Ya salam, itu juga ada macamnya kali Mbak.
Namun, kenyataannya Ilham pergi begitu saja tanpa kabar berita sampai satu tahun lamanya. Sampai akhirnya, Ida putus asa dan menerima lamaran Imam yang ngebet ingin menikahinya atas desakan orangtua. Alangkah kaget Ida menjelang hari pernikahannya yang tinggal menghitung hari, Ilham justru muncul. Ia datang bermaksud memenuhi janjinya menikahi Ida setelah dirinya dirasa mapan dan punya pekerjaan tetap.
Saat Ilham datang ke rumah Ida dan melamarnya, Ida tak mampu mengucap sepatah kata pun. Termasuk orangtua Ida yang juga terkejut dengan kehadiran Ilham yang datang dengan wajah tanpa dosa. Situasi itu membuat Ida dan keluarga dilema. Sampai akhirnya, Ida dan keluarga menceritakan yang sebenarnya terjadi selama Ilham pergi. Menyadari Ida yang akan menikah dengan Imam, Ilham justru bersikap bijaksana dan merelakan Ida melanjutkan pernikahannya. Oh, so sweet.
“Semua keluargaku yang memang sudah simpatik sama Ilham, hanya bisa diam seribu bahasa. Mereka juga merasa berdosa karena pernah menuduh Ilham yang bukan-bukan,” ucapnya.
Ida pun tak mampu lagi menahan kesedihannya setelah Ilham melangkah keluar dari rumahnya. Sejak itu, Ida hanya bisa meratapi kesedihannya sampai prosesi pernikahannya dengan Imam. Wajar, karena Ilham sosok suami yang diidam-idamkan Ida. Namun, akhir cerita cintanya dengan Ilham justru harus berakhir secara ironis.
“Itu alasan kenapa saya masih terkenang dengan Ilham. Saya juga ingin bahagia. Kalau boleh milih, saya pilih Ilham gantiin posisi Mas Imam,” tegasnya.
Memang semua orang berhak bahagia, tapi janganlah Mbak, tidak baik, ingat dosa. Relakan saja, Ilham juga sudah bahagia dengan anak istrinya. Mungkin, Mas Imam lah saat ini yang terbaik buat Mbak. Amin. (Nizar S/Radar Banten)