SERANG – Pembangunan Masjid Terapung Banten (MTB) yang berlokasi di Kampung Cibeureum, Desa Kamasan, Kecamatan Cinangka, baru mencapai 20 persen.
Proyek yang digagas sejak 2014 itu sempat terkendala pemilihan lahan dan konsep konstruksi masjid.
Wakil Ketua Panitia Pembangunan MTB Embay Mulya Syarif memastikan, pembangunan MTB sudah tidak ada kendala. Diakuinya, terhambatnya pembangunan lantaran masjid dibangun di atas bibir pantai yang membuat panitia sempat kewalahan. Namun, pihaknya sudah menemukan solusi kekurangan proyek berkat masukan dari beberapa konsultan yang dihubungi panitia.
“Sekarang tinggal pekerjaan yang gampang. Yang sulitnya sudah lewat semua. Sudah dipancang, lantainya juga sudah dicor. Tinggal bangun dindingnya saja. Konstruksi masjid terapung sudah 20 persen,” ujar salah satu tokoh pendiri Provinsi Banten ini yang ditemui Radar Banten di kediamannya, Lingkungan Pekarungan, Kota Serang kemarin.
Lebih lanjut, Embay menjelaskan, persoalan yang dihadapi panitia MTB jauh berbeda ketika mulai menggarap rancangan awal. Untuk mencari lahannya saja, panitia kewalahan karena tidak menemukan lahan yang cocok sesuai spesifikasi pembangunan MTB. “Kita cari lahannya setengah mati. Lahan pertama sengketa. Terus yang kedua kemahalan. Nah, ini lokasi yang ketiga akhirnya disepakati panitia,” terangnya.
Namun, kata Embay, panitia MTB kembali kebingungan karena anggaran yang tersedia belum sesuai kebutuhan untuk pembangunan proyek. Kas panitia juga sudah habis digunakan untuk kebutuhan awal pembangunan proyek. “Sekarang kondisinya kita kekurangan anggaran. Panitia saja nombokin sampai miliaran saking penginnya kita ada masjid terapung di Banten,” ujarnya. “Selama Ramadan panitia menghentikan sementara pembangunan,” imbuhnya.
Embay memperkirakan, kebutuhan biaya pembangunan MTB mencapai Rp300 miliar. Angka itu untuk keperluan pembangunan seluruh kompleks di lokasi MTB yang akan memakan lahan hingga 2,7 hektare menuju garis pantai. “Bangun masjidnya saja butuh anggaran kira-kira Rp25 miliar,” katanya
Embay berharap, pemerintah daerah bisa membantu langkah panitia membangun MTB menggaet investor lokal maupun mancanegara yang tertarik membangun masjid terapung pertama di Provinsi Banten. “Saking penginnya, panitia sepakat yang penting ada saja dulu itu bangunan masjidnya biar jadi kebanggaan buat masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Program Suwaib Amirudin Foundation (SAF) Zainal Muttaqin yang dihubungi melalui sambungan telepon seluler menilai, pembangunan MTB menjadi salah satu ikon pariwisata andalan Provinsi Banten. Menurut Zainal, masjid terapung di Indonesia belum banyak dikenal masyarakat luas. “Apalagi, itu (MTB) dibangunnya di kawasan pariwisata Pantai Anyar. Tentu bisa jadi destinasi wisata alternatif masyarakat,” katanya.
Ia pun mendesak, panitia pembangunan MTB transparan dan serius menggarap proyek. “Jangan sampai nantinya menimbulkan masalah,” desaknya. (Rifat/RBG)