SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang telah melakukan monitoring untuk memantau kondisi kesehatan hewan kurban yang ada di Kabupaten Serang.
Mereka menyebar tim di 29 kecamatan di Kabupaten Serang dan akan melakukan pemantauan hingga penyembelihan hewan kurban dilakukan.
Sekretaris DKPP Kabupaten Serang, Yuli Saputra mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan terhadap hewan kurban baik yang berada di lapak penjual maupun di peternakan-peternakan yang ada di Kabupaten Serang sejak satu bulan sebelum Idul Adha. Bahkan, pihaknya menggandeng serta aparat Kepolisian.
“Kami melakukan monitoring ini dari H-1 bulan sampai dengan hari H penyembelihan hewan kurban. Tim kita sebar di 29 kecamatan. Walaupun dokter hewan kami hanya lima orang, tapi kami berikan pelatihan terkait proses pemantauan, sehingga penyuluh pertanian yang sudah dibekali pengetahuan, itu melakukan pemantauan di 29 kecamatan,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis, 6 Juni 2024.
Hal itu dilakukan, guna mengantisipasi terjadinya penularan penyakit berbahaya dari hewan kurban ke hewan kurban lainnya. Apalagi penyakit-penyakit yang berpotensi membahayakan manusia.
“Memang tujuan utama pemantauan ini guna memastikan hewan kurban yang masuk ke Kabupaten Serang itu aman dan bebas dari penyakit. Sehingga mengantisipasi penularan penyakit terhadap hewan lokal dan memastikan keamanan untuk calon pembeli hewan kurban,” tegasnya.
Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan selama beberapa hari terakhir, pihaknya tidak menemukan hewan kurban yang terjangkit penyakit yang berbahaya.
“Kami kemarin bersama-sama dengan tim dari Polres Serang masuk di tiga kecamatan, Kecamatan Kragilan, Ciruas dan Pontang, alhamdulillah dari empat lapak itu, kami tidak menemukan penyakit menular seperti PMK dan lain-lain,” tegasnya.
Pihaknya hanya mendapati adanya hewan kurban yang mengalami sakit ringan, baik itu radang maupun sakit mata. Itu pun jumlahnya tidak terlalu banyak.
“Yang kami temukan hanya penyakit mata dan korengan yang langsung diantisipasi oleh tim dokter kami, langsung ditangani di tempat dan diberikan obat untuk penyembuhannya. Ini memang tidak menular dan tidak berbahaya bagi yang mengonsumsi. Jumlah yang kami temukan tidak mencapai satu persen, karena dalam satu lapak yang terkena penyakit ini hanya sekitar lima ekor, dari total keseluruhan hewan mencapai 300 ekor,” tegasnya.
Kendati demikian, pihaknya meminta kepada para pemilik lapak ataupun peternak di Kabupaten Serang mewaspadai penyakit-penyakit yang dapat menular ke hewan kurban mereka. Salah satunya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Memang walaupun PMK grafiknya menurun, harus tetap diwaspadai, karena penyakit itu terjadi tren di mana-mana. Utamanya kita lihat hewan kurban yang mau masuk ke Kabupaten Serang,” pungkasnya. (*)
Editor: Agus Priwandono











