KARENA kurang merasa percaya diri lantaran berbadan gendut, Mimin (40) nama samaran, tidak pilih-pilih dalam hal memilih pasangan. Minimnya pria yang naksir kepada Mimin, termasuk pria yang ditaksirnya tak pernah ada yang merespons, membuat Mimin menerima siapa pun yang berani melamarnya.
Nahas bagi Mimin karena mendapat pria penipu, sebut saja Maman. Mengaku sebagai bujangan dan bekerja sebagai kontraktor di Serang, perempuan asal Pandeglang ini terperangkap asmara Maman yang datang tiba-tiba. Padahal, Maman sudah punya anak dan istri plus pengangguran. Nah lho, nasibmu Min. Kisah memilukan yang dialami Mimin ini diceritakan oleh ibunya, sebut saja Marsiah (58).
Harapan Mimin menerima lamaran Maman awalnya hanya ingin menunjukkan bahwa ada juga lelaki yang demen sama Mimin. Mimin tak pernah tahu latar belakang Maman sebelumnya karena permintaan Maman juga mendesak. Ibarat peribahasa ‘sekali mengayuh dayung, dua tiga pulau terlampaui’. Trik itu pula yang digunakan Maman untuk mengelabui Mimin, putri sulung Marsiah dari enam bersaudara. Mimin yang merasa malu karena hanya dia yang belum menikah di keluarganya, akhirnya menerima pinangan Maman untuk naik ke pelaminan.
“Tidak ada basa-basi atau pacaran dulu, anak saya main kawin saja. Saya juga enggak tahu tuh sampai sekarang siapa keluarganya atau dimana,” ujar Marsiah yang kesal dengan sikap Mimin waktu itu.
Dijelaskan Marsiah, alasan Mimin langsung menerima lamaran Maman tanpa mengetahui bibit, bobot, dan bebetnya dulu, karena takut tidak laku atau tidak ada lagi laki-laki yang mau dengannya. Sementara, usianya saat itu sudah menginjak usia 35 dan kelima saudaranya sudah berkeluarga atau dalam istilah bahasa sunda, Mimin itu ‘dirunghal’. Situasi demikian membuat Marsiah memakluminya.
“Anak saya padahal cantik, cuma gendut saja. Jadi kurang percaya diri. Lagian, si Maman ganteng kagak, brewok iya. Orangnya juga hitam dan pendek,” ungkapnya.
Gelagat aneh pada sosok Maman sudah terlihat menjelang hari pernikahan. Maman tidak menyumbang uang sepeser pun untuk prosesi pernikahan. Padahal, pernikahan mereka digelar cukup meriah, lengkap dengan pesta dan hiburan musik dangdut. Alasan Maman, upah kerjanya belum dibayar. Upah proyek baru bisa dicairkan setelah pekerjaan tuntas, kata Maman, proyek baru bisa dituntaskan sekira tiga bulan kemudian. Mimin yang terlanjur malu karena undangan sudah tersebar ke semua kerabat, saudara, dan tetangga, tidak mau menunda lagi.
“Dari awal saya sudah curiga, ada yang tidak beres. Tapi Mimin percaya saja sama Maman. Ya terpaksa, saya turuti saja dulu maunya Mimin sampai di mana,” terangnya.
Usai pesta pernikahan, keduanya menumpang tinggal sementara di rumah Marsiah. Saking menikmati kehidupan saat menikah, Mimin dan Maman sampai tak keluar rumah seminggu lamanya. Mereka hanya keluar untuk sekadar makan dan ke kamar mandi. Widih ngapain saja tuh???
“Ah Asep mah (memanggil wartawan-red) suka pura-pura. Kayak enggak tahu pengantin baru saja,” ucapnya sambil terkekeh.
Selama dua bulan awal pernikahan, rumah tangga mereka normal-normal saja. Namun, kecurigaan Marsiah semakin bertambah ketika dua bulan berikutnya Maman pulang ke rumah dan mengaku habis dipecat dari proyek tanpa alasan jelas dan tidak mendapat bayaran. Otomatis, musnah sudah harapan Marsiah untuk mendapat penggantian biaya pernikahan yang sudah dikeluarkan dan dijanjikan akan diganti. Tak sepeser pun Marsiah mendapatkan uang pengganti pinjaman modal pernikahan Mimin dari Maman. Ibarat ‘air susu dibalas air tuba’, Maman bahkan meminta diberi pekerjaan karena statusnya kini pengangguran, bukannya berpikir bagaimana caranya mencari pekerjaan lain. Astaga.
“Bilangnya sih begitu (dipecat dari proyek-red). Saya rada-rada enggak percaya. Mukanya enggak meyakinkan,” akunya. Ini nih, yang namanya lelaki ‘buaya buntung’ tak tahu diuntung. Sudah di kasih hati minta jantung.
Marsiah yang tak mau anaknya kelaparan karena tidak dinafkahi Maman, akhirnya mau memberikan pekerjaan kepada Maman agar ada penghasilan. Beruntung, Maman mempunyai mertua sebaik Marsiah, hidup berkecukupan dan sudah punya penghasilan sendiri.
Marsiah merupakan pedagang dan sudah mempunyai toko di pasar. Penghasilan dari mengangkut barang dagangan milik Marsiah untuk dijual pun terbilang lumayan. Lantaran itu, mereka memutuskan untuk tinggal di kontrakan, maksudnya supaya bisa mandiri.
“Maman saya kasih upah tiap hari. Walaupun orangnya rada malas-malasan. Sehari lumayan lah, saya kasih Rp50 ribu kalau sepi, kalau ramai sampai Rp100 ribu,” ungkapnya.
Nah, parahnya kelakuan Maman. Ternyata, upah yang diberikan Marsiah kepada Maman yang membantunya berjualan, tidak pernah sampai ke tangan putrinya, Mimin. Lantas kemana uang itu perginya? Baik Marsiah maupun Mimin tak pernah tahu. Mimin juga baru bicara ketika sudah ditinggalkan Maman tiga bulan kemudian. Selama itu pula, Mimin hanya menyimpan rahasia jika Maman tidak pernah menafkahinya baik lahir maupun batin.
“Pantas saja, seminggu sekali Mimin minta beras dan minta duit buat beli lauk. Tahu sendiri Mimin gendut, sehari bisa makan sampai lima kali. Bilangnya upah suaminya yang saya berikan masih kurang. Padahal, dasar saja si Maman tidak pernah kasih, enggak tahu kemana tuh nempelnya,” terang Marsiah yang mengaku gereget mengingat hal itu.
Mimin pun ditinggal dalam keadaan perut buncit. Sejak kepergian Maman dan tak pernah ada kabar beritanya lagi. Marsiah mendapat informasi jika Maman ternyata sudah mempunyai istri dan anak serta tinggal di Tangerang. Alamak.
Menyadari Maman seorang penipu, Mimin hanya bisa meratapi nasib dan bersedih, bahkan menjadi cemoohan kelima saudaranya. Untungnya, tetangga belum ada yang tahu. Untuk menutupi rasa malu dan menjaga citra keluarga, Marsiah berkilah jika ketiadaan Maman di rumah karena sedang ada proyek di luar kota.
Sampai akhirnya, anak Mimin pun lahir. Menyadari anaknya merupakan darah daging Maman, Mimin yang masih dihantui perasaan dendam dan merasa frustrasi oleh kelakuan Maman, melampiaskan amarah kepada anaknya. Anak Mimin tak pernah diurus atau bahkan diberi makan. Ow ow ow, bapaknya yang salah kok anaknya yang enggak berdosa kena batunya?
“Sekarang anak Mimin saya yang mengurus. Kasihan, anak kan enggak tahu apa-apa,” ujarnya.
Apalagi, sekarang Mimin sudah mempunyai suami baru lagi. Seperti biasa, Mimin asal cabut tanpa tahu latar belakang pasangannya. Pengakuan Mimin, profesi suaminya itu bandar ayam dan mereka mengaku sudah menikah secara siri tanpa sepengetahuan Marsiah dan tinggal jauh dari orangtua. “Sama tuh, suami baru juga enggak jauh beda sama si Maman, enggak jelas. Buktinya, nih anak enggak dibawa, katanya enggak mau mengurus, ditinggalkan begitu saja,” keluhnya. Sabar Bu, doakan saja yang terbaik buat mereka. Ya salam. (Nizar S/Radar Banten)