SONI (27), nama samaran, belum lama melangsungkan pernikahan dengan perempuan yang jauh lebih tua, sebut saja Sonya (30). Usia pernikahan mereka sekarang baru sekira tiga bulan. Didorong rasa iba Soni kepada Sonya yang merasa teraniaya selama tinggal dengan orangtuanya, lama-lama perasaan itu kini berubah jadi cinta.
“Benaran Mas, tadinya perasaan gue biasa saja. Sekarang, kok rasanya beda. Kangen saja bawaannya,” aku Soni. Mungkin pengaruh pengantin baru juga kali. Lagi hangat-hangatnya ehem ehem kan! “Iya bisa juga sih,” sanggahnya.
Diakui Soni jika Sonya bukan wanita pilihannya untuk dijadikan istri. Soni sebelumnya sudah punya pacar sebelum kenal dengan Sonya. Sonya di kantor tadinya hanya sebatas teman seprofesi pada salah satu perusahaan perbankan di Serang. Tak sedikit pun Soni punya perasaan terhadap Sonya. Lain dengan Sonya yang memang kepincut dengan wajah Soni yang terbilang memiliki paras rupawan. Tiga tahun sudah Soni menjalani asmara dengan pacarnya, sebut saja Asri. Namun, sifat Soni yang terbuka, membuat Sonya merasa nyaman dekat dengan Soni. Hingga akhirnya, Sonya rela bagi-bagi curhatan kepada Soni selama di kantor.
“Di senggang waktu istirahat, pasti Sonya curhat. Malah, berani buka-bukaan,” ungkapnya. Eit. Buka-bukaan apaan dulu nih? Ting ting!!! “Jangan ‘ngeres’ dulu Mas. Maksudnya, semua masalah diceritakan Sonya dari A sampai Z. Bahkan, aib keluarganya,” jelasnya. Oh begitu.
Keasyikan menerima curhatan dan merasakan apa yang diderita Sonya yang merasa teraniaya tinggal bersama orangtuanya. Sonya sukses mengikat hati Soni yang merasa iba, meskipun Soni sudah terlanjur menjadi milik orang lain. Namun, ibarat kata ‘selama janur kuning belum melengkung’, sudah tentu peluang buat mereka menjalin hubungan masih sangat terbuka.
Tanpa sadar, Soni sudah menyandarkan hatinya kepada Sonya dengan parasaan ibanya. Sejak itu, justru Soni jadi tidak pernah ada waktu untuk jalan dengan pacarnya. Soni lebih banyak waktu dengan Sonya. Baik saat di kantor maupun jalan berduaan di luar kantor. Sejak itu, mereka sudah tidak terlihat lagi sebagai teman biasa, melainkan TTM alias teman tapi mesra. Soalnya, jalan-jalan berdua, nonton ke bioskop berdua, makan dari mulai sarapan sampai makan siang dan malam berdua saja. Sudah kayak perangko.
“Perasaan sih biasa saja ke Sonya. Cinta gue tetap ke Asri. Cuma, entah kenapa gue enggak mau jauh dari Sonya, deket dia tuh nyaman. Begitu juga sebaliknya. Tapi, ke Asri juga enggak mau putus, semua kriteria ada di Asri, tinggi, cantik, apa lagi coba?” terangnya. Itu sih namanya buaya juga berselimut iba, hehehe.
Semakin lama pertemuan dan semakin sering berbincang dengan Sonya, semakin dalam juga perasaan itu datang tiba-tiba. Soni kena getahnya. Ia jadi merasa takut Sonya kenapa-kenapa di rumah oleh kedua orangtuanya. Memang bagaimana sih dengan orangtuanya?
“Pokoknya, Sonya itu di rumahnya sudah kayak pembantu. Orangtuanya juga suka ikut campur. Ada temannya yang datang ke rumah, pasti ditanya-tanya. Kalau tahu temannya pengangguran, wah bahaya. Bisa langsung diusir,” ungkapnya. Maksudnya?
“Ya intinya, Sonya cari teman harus pilih-pilih, jangan yang biasa. Kayak dikekang begitu. Makanya, Sonya jarang punya teman, teman-temannya pada kabur, enggak kuat sering dihina keluarganya. Sonya kan yang malu,” jelasnya. Ow ow ow, sadis amat tuh orangtua. Padahal, orangtua Sonya juga dari kalangan biasa saja. Bapaknya juga hanya staf PNS biasa, bukan pejabat sekelas kepala dinas atau bahkan di atasnya. Maklum, dari keterangan Soni, Sonya merupakan anak satu-satunya dalam keluarga sehingga orangtuanya dimungkinkan Soni, tidak mau salah memilih pasangan untuk anak semata wayangnya itu. Meskipun, wajah Sonya juga terbilang pas-pasan.
“Sonya tuh menang di putih doang. Ya, menurut gue sih cantik enggak, tapi menarik saja. Orangnya juga enak diajak mengobrol, lucu juga,” jelasnya. Badut kali lucu.
Suatu waktu, mendadak Sonya meminta Soni melamarnya dan mengajak dia pergi jauh dari orangtuanya. Dengan alasan Sonya sudah tak tahan lagi tinggal di rumah orangtua, karena mengaku kerap mendapatkan cacian dan makian, membuat Soni panik. Soni yang merasa iba, tak bisa menolak permintaan Sonya dan nekat meninggalkan Asri tanpa pesan.
“Gue enggak mikir panjang waktu itu. Mikirnya, gue pengin jadi super hero, menyelamatkan Sonya. Biar dia bisa bebas dari penjara orangtuanya,” katanya. Melihat Soni dari kalangan keluarga berada, orangtuanya juga pejabat di salah satu sekolah ternama, tentu orangtua Sonya tak sanggup menolaknya. Orangtua Sonya pun menerima lamaran Soni dan rencana pernikahan mereka berlangsung satu pekan kemudian.
Namun, banyak peristiwa menarik dan menyakitkan menjelang pernikahan Soni dan Sonya. Orangtua Soni kaget melihat sikap orangtua Sonya yang banyak permintaan. Mulai dari bawaan seserahan harus banyak, mas kawin berupa emas sedikitnya 30 gram, serta resepsi pernikahan mereka ingin digelar di gedung hotel mewah dan semuanya harus ditanggung oleh pihak keluarga Soni. Weleh-weleh pemerasan itu namanya.
Awalnya, orangtua Soni sedikit stres memikirkan permintaan orangtua Sonya tersebut. Bahkan, sampai mengerutkan dahi. Terlebih, pas prosesi siraman ada kata-kata orangtua Sonya yang menyinggung permintaan orangtua Soni. Katanya, kalau tidak sanggup, lebih baik mundur. Pernyataan itu pula yang sempat menyulut emosi keluarga Soni.
“Tapi, saya jelaskan ke orangtua kondisinya seperti apa. Orangtua gue paham, malah jadi ikut-ikutan iba,” terangnya.
Tibalah mereka pada saat yang berbahagia. Prosesi pernikahan pun berlangsung meriah mengiringi perasaan Sonya yang mulai terbebas dari belenggu orangtuanya. Terpancar rona kebahagiaan pada diri Sonya. Sebaliknya, Soni masih memikirkan Asri yang lama dipacarinya. Di malam pertama, tentu saja mereka tidak melewatkannya. Bahkan, sampai tiga ronde lamanya mereka bercengkerama di atas ranjang begadang dari malam sampai beduk subuh. Keesokan paginya, juga demikian. Sampai akhirnya, perasaan Soni lama-lama berubah jadi cinta dan mulai melupakan Asri. Terlebih, Sonya mampu melayani Soni layaknya istri solehah. Soal birahi jangan ditanya, pokoknya bisa buat Soni ketagihan.
“Istri memang pintar di ranjang dan bikin merangsang. Makanya, gue suka enggak nahan,” ucapnya. Oh mana tahan.
Saat ini, keduanya masih sama-sama bekerja di perusahaan yang sama. Hanya saja, Soni dipindahkan ke cabang lain. “Sekarang alhamdulillah, perasaan saya bukan cinta lagi sama Sonya, tapi sayang,” tegasnya. Syukur deh. Semoga langgeng ya! Amin. (Nizar S/Radar Banten)