SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Dosen dan mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang (Unpam) memberikan edukasi petani di Desa Kadikaran, Ciruas, Kabupaten Serang tentang penjualan produk pertanian di marketpalce.
Program pengabdian kepada masyarakat pada Jumat-Minggu, 9 – 11 Desember 2022, itu diketuai Iip Muhlisin yang beranggotakan Patria Adhistian, Nurselvi dan beberapa mahasiswa Teknik Industri.
Mengusung tema Petani Go Online, Sebagai Usaha Untuk Bersaing Merebut Pangsa Pasar di Marketplace Dunia Maya, tujuannya untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para petani di kelompok tani Desa Kadikaran dalam mengembangkan usaha pertanian dengan pemasaran digital. Petani di Kampung Kadikaran, Kampung Mejasem, Kampung Kandang Haur, dan Kampung Bojong sangat antusas.
Acara ini juga dihadiri kepada Desa Kadikaran Nuralim dan Sekretaris Desa sebagai ketua kelompok tani. Masyarakat sangat antusias dalam penyuluhan dan pelatihan, untuk mendukung dan meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya bidang teknologi pemasaran digital dalam hal ini melalui channel aplikasi online dan media social.
“Sosialisasi pemanfaatan infrastruktur digital go online di bidang pertanian diperlukan untuk mengenalkan dan meningkatkan pengalaman petani tentang aplikasi-aplikasi pemasaran digital yang masih rendah,” ungkap Iip dalam keterangan pers, Sabtu 17 Desember 2022.
Beberapa infratsuktur digital khususnya marketplace yang dapat diakses oleh petani yang diperkenalkan oleh tim antara lain, paktanidigital.com, agromaret.com, dan sayurbox.com.
“Peserta yang sebelumnya hanya 16% mengetahui tentang marketplace pertanian meningkat menjadi hampir seluruh peserta kenal dengan tentang marketplace pertanian. Sebagian besar petani yang menyatakan konsep petani go online mendukung kegiatan pertanian dengan tersedianya fasilitas marketplace pertanian yang akan meningkatkan distribusi dan pemasaran produk pertanian secara cepat,” ungkap Iip.
Namun, lanjut dia, tidak semua peserta berminat untuk menggunakan apkilasi petani online. Beberapa perserta belum merasa penting untuk memanfaatkan aplikasi petani go online. Hal ini dapat dimaklumi sebab, peserta baru mengenal dan belum merasakan manfaatnya secara langsung. Selain itu, beberapa merasa tidak memiliki fasilitas yang mamadai seperti handphone canggih dan kuota internet yang dianggap sebagai modal yang cukup besar. Meskipun demikian, pengetahuan tentang program petani go online telah mengubah sikap dan minat masyarakat untuk memanfaatkannya sebagai sarana pengembangan usaha dan produktivitas pertanian.
Editor: Aas Arbi