SERANG – TN (35) mengaku telah disetubuhi oleh RP (27). Persetubuhan itu adalah syarat yang diberikan RP untuk menyembuhkan AN, suami korban. Lantaran tak kunjung sembuh, ‘orang pintar’ asal Lampung itu dilaporkan ke Mapolsek Taktakan.
Informasi yang diperoleh Radar Banten, kasus itu bermula saat AN menderita sakit keras. Keluarga menduga AN terkena santet. Keluarga AN mendengar sosok RP sebagai ‘orang pintar’. Lelaki asal Pekon Banjar Negeri, Kecamatan Cukuhbalak, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung itu dikabarkan memiliki kemampuan menangkal santet. Keluarga AN memutuskan untuk menjemput RP.
RP yang tiba di kediaman korban di Kelurahan Cilowong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang itu langsung memeriksa AN. RP meyakinkan TN dapat menyembuhkan penyakit suaminya. Namun, RP memberikan syarat kepada TN. Korban diminta bersetubuh dengan RP.
Ingin suaminya sembuh, TN menyanggupi persyaratan tersebut. Sabtu (31/8) pagi, TN mengajak RP ke gubuk di Kelurahan Cilowong. Di lokasi tersebut, RP menyetubuhi ibu rumah tangga (IRT) tersebut. Usai menyetubuhi korban, pelaku kembali berpura-pura mengobati AN. Pelaku meyakinkan, AN akan sembuh dalam beberapa hari ke depan.
Janji yang diberikan RP tak terbukti. AN masih menderita sakit. Merasa tertipu, korban menceritakan perbuatan RP kepada keluarganya. Kabar praktik mesum RP itu dengan cepat tersebar ke masyarakat. Kabar itu pun sampai ke telinga aparat kepolisian. Polisi kemudian meminta keterangan TN.
Usai diperiksa, polisi langsung berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Tanggamus. Kamis (5/12), RP telah diringkus polisi. “Semalam Kapolres (Tanggamus-red) sudah menyampaikan kalau pelaku sudah ditangkap. Pelaku saat ini dalam perjalanan menuju Banten dari Lampung,” kata Kanit Reskrim Polsek Taktakan Inspektur Polisi Dua (Ipda) Saefudin, Jumat (6/12).
Kasus itu telah diserahkan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Serang Kota. “Kasusnya nanti ditangani oleh Polres,” kata Saefudin.
Agar peristiwa itu tidak terulang, Saefudin mengimbau masyarakat agar tidak lagi mempercayai dukun untuk berobat. “Lebih baik berobat ke rumah sakit,” imbau Saefudin. (mg05/nda/ira)